JAKARTA-Ekonomi negara ASEAN, termasuk Indonesia, diyakini bakal tumbuh positif. China juga diyakini masih berjalan secara moderat. ASEAN Economic Community juga akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.
Hal tersebut disampaikan oleh ChalyMah Chee Kheong, CEO Deloitte untuk Kawasan Asia Tenggara yang juga Managing Director Deloitte Asia Pasifik.
Seperti dilansir dari CNBC, Kamis (1/4/2014), berikut ini delapan hal yang akan membuat ekonomi Asia Tenggara semakin bergelia.
1. Reformasi China
Dia berpendapat jika langkah Presiden Xi Jinping bertujuan membuat pertumbuhan ekonomi menjadi berkelanjutan. Hanya saja, secara jangka pendek hal ini memang tidak terlalu baik. Salah satu idenya adalah melakukan restrukturisasi BUMN China.
2. Ekspansi perusahaan Jepang
Perusahaan Jepang tak mau kalah dari China. Alhasil, mereka pun mulai membuka banyak pabrik di Kamboja, Vietnam, Bangladesh dan Indonesia yang umumnya upah buruh masih murah.
3. Rotasi manufaktur
Dengan tingginya biaya manufaktur di China, maka negara dengan upah buruh yang lebih murah akan terimbas positif. Misalnya Indonesia, Kamboja, Vietnam, Bangladesh dan Myanmar. Negara tersebut memiliki populasi tenaga kerja yang besar.
4. Trans Pacific Partnership (TPP)
Ini adalah perjanjian pasar bebas antara Brunei, Chile, Selandia Baru dan Singapura. Sejumlah negara juga tengah dalam proses negoisasi untuk ikut serta dalam pasar bebas ini, antar lain Australia, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Peru, Vietnam, dan AS.
5. ASEAN Economic Community (AEC)
AEC bermaksud mengikuti kesuksesan Uni Eropa dalam hal pasar bebas dan hubungan yang jauh lebih dekat dengan penggunaan mata uang bersama, euro. AEC rencananya akan mulai diberlakukan pada 31 Desember 2015.
6. Utang korporasi
Tingkat suku bunga yang rendah dalam pasar utang global akan reformasi ekonomi di negara berkembang. Mah menyebut, utang korporasi Asia sekarang ini lebih rendah ketimbang saat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997.
7. Vietnam
Negara ini memiliki kasus yang spesial. Kasus kredit macet di negara ini disebut lebih serius ketimbang yang terjadi di China. Pemerintahnya pun masih berusaha mengatasi masalah ini.
8. Proyeksi pertumbuhan ekonomi
IMF memproyeksikan jika negara berkembang di Asia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi tinggi dalam lima tahun mendatang. Mah juga menyatakan, outlook ekonomi untuk Filipina, Indonesia dan Myanmar sangat positif.(Rep05/OZ)