Rohilonline.com, TOKYO - Sekitar 60 persen warga Jepang mendukung program perburuan paus. Namun, hanya 14 persennya yang mengaku mengonsumsi daging paus.
Survei ini dimunculkan sekitar sebulan setelah pengadilan tertinggi PBB mempreringatkan negeri pimpinan Shizo Abe itu untuk menghentikan perburuan paus di wilayah samudera bagian selatan. Perburuan paus komersial itu diklaim sebagai perburuan ilmiah guna menghindari sanksi internasional.
Jajak pendapat yang dilakukan suratkabar Asahi Shimbun dan dirilis Selasa (22/4) itu menunjukkan 60 persen dari 1.756 responden mendukung 'riset' perburuan paus. Sementara 23 persen lainnya menentang.
Ditanya seberapa sering mereka mengonsumsi daging paus, empat persen responden menjawab sangat jarang. Sedangkan 10 persen menjawab kadang-kadang. Hampir setengah responden atau 48 persen mengatakan sudah lama tidak makan daging paus dan 37 persen menjawab tidak pernah makan paus.
Meski tak sulit menemukannya, daging paus bukan bahan makanan yang umum ada dalam makanan warga Jepang.
Jepang menjanjikan akan mendesain ulang misi perburuan paus di Samudera Antarita dengan metode yang lebih ilmiah. Termasuk akan menekan riset paus di Samudera Pasifik bagian utara.
Tokyo mengatakan tidak akan ada perburuan paus di samudera bagian selatan untuk periode 2014-2015. Tapi kapal penelitian akan tetap melakukan riset tanpa membawa paus yang mati.
Bulan lalu Jepang diberi pilihan oleh mahkamah internasional untuk menghentikan perburuan paus atau mengubah metode riset paus yang dilakukannya. Keputusan itu muncul setelah Australia mempermasalahkan dan mengadukan ini ke mahkamah internasional.(rep01)