Jakarta-Keikutsertaan Joko Widodo, atau yang sering disapa Jokowi, menjadi calon presiden mengundang tanggapan media asing. Sejumlah media menyebut dia sebagai bakal pemimpin dari generasi baru. Situs berita Reuters menyebut fenomena Jokowi sebagai kesempatan Indonesia beristirahat dari pemimpin tua yang selama ini mendominasi.
"Bahkan setelah 16 tahun sejak kejatuhan mantan Presiden Soeharto, Jokowilah pemimpin generasi baru," tulis Reuters, Senin, 7 April 2014.
Jokowi juga dianggap calon paling populer. Selama menduduki bangku Gubernur DKI Jakarta, Jokowi kerap bekerja di lapangan. Mantan pemilik usaha mebel ini pun dianggap mampu menunjukkan reputasinya yang bersih. Berbeda dengan politikus lain yang sarat dengan korupsi.
Bahkan ia sanggup mengurai kemacetan dan menata pedagang di Pasar Tanabang, Jakarta Pusat. Jokowi juga mempertahankan jabatan Lurah Lenteng Agung, Susan Zulkifli, yang beragama Nasrani, dari protes warga. Dan kini, Lurah Susan berhasil menunjukkan sistem kerja yang bersih, tanpa calo, di kantornya.
"Jokowi pun mulai membangun mass rapid transit, guna mengurangi kemacetan di Ibu Kota."
Namun di mata investor asing, Jokowi tidaklah sepenuhnya calon ideal. Sebab sebagai Gubernur DKI, ia sempat membuat kebijakan yang membingungkan pebisnis. Seperti memblokir izin pembangunan pusat perbelanjaan, karena ia menganggap mal sudah terlalu menjamur. Jokowi juga mengkritik ide mobil berbahan bakar murah sebab menganggap jalanan Ibu Kota sudah sangat padat. Namun di lain waktu, memberikan batasan upah buruh yang jauh di bawah angka tuntutan.
"Saat ini, Jokowi bagai halaman kosong. Ia hanya berpengalaman di politik nasional dan cenderung populis," ujar seorang pebisnis asing yang menolak namanya disebut. (rep05)