Jakarta-Senyum paling indah bukan hanya milik lukisan Monalisa karya Leonardo Da Vinci yang termahsyur itu. Anda bisa tersenyum lebih indah dari Monalisa. Bagaimana caranya? Lakukanlah senyum Duchenne.
“Duchenne smile adalah senyum yang paling bagus,” kata psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Kamis, 20 Maret 2014 dalam perayaan World Oral Health Day di Hotel Mulia bersama pasta gigi Pepsodent. Senyum Duchenne—merujuk pada nama Duchenne de Bolougne, pakar fisiologi Prancis sang penemu senyum ini pada abad ke-18.
Menurut Duchenne, senyuman paling baik adalah senyum yang melibatkan otot di sekitar mata. “Cirinya kalau Duchenne smile itu adalah matanya menjadi berkerut,” ujar Vera. Senyum Duchenne juga mewajibkan anda untuk memperlihatkan deretan gigi sambil tersenyum.
Senyum semacam ini dipercaya berefek positif pada orang lain. “Selain itu, orang dengan senyuman Duchenne, berdasarkan penelitian juga punya kebahagiaan atas hidup yang lebih baik,” kata Vera. Mereka juga dipercaya bisa hidup tujuh tahun lebih lama dibandingkan mereka yang tidak mau senyum dengan gigi terlihat.
Namun, sayangnya masih banyak orang yang enggan melakukan senyum Duchenne—atau bisa kita sebut juga sebagai senyum tiga jari itu. Ini karena, hampir 90 persen masyarakat punya masalah gigi dan mulut.
“Sehingga hanya 10 persen manusia yang pede untuk melakukan senyum Duchenne,” kata Vera. Mereka itu, tidak punya masalah gigi dan mulut sehingga tidak masalah jika harus memamerkan deretan gigi mereka.
Perlukah kecil hati jika anda tidak bisa melakukan senyum Duchenne? Tentu tidak. “Tersenyum itu memberi efek stimulasi pada otak,” kata Vera. Sebuah senyum itu, kata Vera, sama nilainya dengan konsumsi 2.000 batang coklat, ataupun uang senilai 16.000 poundsterling. Untuk itu, ompong atau tidak, lakukanlah senyum Duchenne karena pasti lebih baik dibandingkan senyuman Monalisa yang tidak berani memamerkan gigi itu. (rep05)