Pengurus Yayasan Bung Karno, Eddi Elison, mengatakan lembaganya saat ini sedang berburu surat-surat Bung Karno ke sejumlah pemimpin negara sahabat Indonesia. Salah satu hasilnya, ditemukan 1200 surat presiden pertama Indonesia ini ke Presiden Yugoslavia saat itu, Joseph Broz Tito. "Ternyata ada 1200 surat. Kami kaget saat Presiden Serbia mengatakan ingin menyerahkan seluruh koleksi itu," kata Eddi seusai peluncuran buku Bung Karno: Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia di gedung Sekolah Pascasarjana UGM Pada Kamis, 6 Maret 2014.
Menurut Eddi, surat-surat Sukarno ke Tito itu memuat banyak komunikasi pribadi dan tema kenegaraan. Demi memboyong surat-surat itu, putra bungsu Bung Karno, Guruh Soekarno Putra, saat ini pergi ke Serbia untuk mendapatkan koleksi itu. "Selama ini tersebar, ada yang dimiliki pribadi dan juga disimpan pemerintah Serbia," kata dia.
Saat ini Yayasan Bung Karno sudah berhasil menyimpan sekitar 300-an surat. Menurut Eddi, ada sekitar 200 surat lain yang dalam kondisi rusak. "Sisanya sedang akan diserahkan pemerintah Serbia ke Guruh," kata dia.
Pemerintah Serbia, kata Eddi, berinisiatif menggali warisan komunikasi persahabatan Bung Karno dan Tito untuk membangkitkan memori mengenai negara Yugoslavia. Setelah perang dingin usai, Republik di Semenanjung Balkan itu terpecah menjadi enam negara berbeda. "Mereka mulai memikirkan rencana unifikasi kembali," kata Eddi.
Eddi mengatakan lembaganya juga berniat melacak surat-surat Bung Karno lainnya yang pernah dikirim untuk Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasher, dan Menteri Luar Negeri RRC era 1950-an, Chou En Lai. "Di Mesir, pejabat-pejabatnya selalu menyebut Bung Karno saat mengisahkan kesan tentang Indonesia," kata Eddi. (Rep01)