Gigitan kucing mungkin tidak terlalu dianggap berbahaya dibandingkan dengan gigitan anjing. Namun sebuah studi baru menyarankan untuk lebih mewaspadai gigitan hewan yang satu ini. Pasalnya, gigitan kucing mungkin lebih mampu menyebabkan infeksi daripada yang diduga sebelumnya.
Menurut para peneliti dari Mayo Clinic, meskipun kucing tidak memiliki mikroba yang lebih banyak dari anjing atau manusia dalam mulutnya, namun gigi mereka yang tajam dapat menembus kulit lebih dalam. Inilah yang menyebabkan bakteri lebih mungkin masuk ke dalam kulit dan jaringan, meningkatkan risiko infeksi yang serius.
"Gigi anjing tumpul sehingga cenderung tidak mampu melakukan penetrasi dalam, sebaliknya gigitan mereka cenderung meninggalkan luka yang lebih besar. Sementara gigi kucing lebih tajam dan dapat melakukan penetrasi sangat dalam," jelas penulis senior studi Brian Carlsen yang juga ahli bedah plastik dan ortopedi tangan.
Gigitan yang masuk ke dalam jaringan atau pun sendi, lanjut dia, dapat menyebabkan masalah yang besar. Pasalnya mikroba yang masuk melalui gigitan bisa langsung bersentuhan dengan darah dan sistem imun.
Para peneliti melakukan analisa pada sekitar 200 gigitan kucing yang berlangsung antara tahun 2009 dan 2011. Korban gigitan dari semua kasus dalam studi ini digigit pada bagian tangan. Rata-rata usia korban adalah 49 tahun, 69 persennya adalah wanita.
Sekitar setengah dari korban dilarikan ke unit gawat darurat, dan lainnya mengunjungi dokter pelayanan primer. Rata-rata waktu tunggu korban dari saat tergigit hingga mendapatkan terapi yaitu 27 jam.
Para peneliti mengatakan, 57 persen korban gigitan perlu dirawat, namun hanya 37 persen saja yang mengaku cepat mencari pertolongan. Tiga puluh delapan persen dari korban perlu dibersihkan lukanya dan dihilangkan jaringan tubuhnya yang terinfeksi. Bahkan delapan korban perlu ditangani lebih dari sekali operasi dan beberapa butuh operasi rekonstruksi.
Studi yang dipublikasi dalam Journal of Hand Surgery tersebut menekankan, gigitan kucing perlu dianggap serius dan dokter yang menangani harus lebih berhati-hati, terutama ketika korban gigitan mengalami peradangan kulit dan bengkak.
"Kasus seperti itu perlu ditangani dengan agresif. Ini bisa jadi seius," pungkas Carlsen. (rep05)