TERNYATA, penyambutan Tahun Baru Imlek lebih sederhana dibanding menunggu malam Cap Go Meh (malam lima belas penanggalan cina) bagi warga Tionghoa. Jika malam pergantian tahun Imlek disambut dengan suasana seperti hari biasanya, tetapi panitia hari besar keagamaan di Bagansiapiapi tetap mempersiapkan diri.
Menariknya, saat malam Cap Go Meh, atau yang lebih dikenal malam ajang pencarian jodoh bagi muda-mudi warga Tionghoa, di Bagansiapiapi nantinya bagaikan malam sakral. Di saat itu, pawai lampion dan berbagai acara ritual lainnya dibanjiri ratusan ribu warga Tionghoa maupun warga lainnya yang tinggal di Kabupaten Rohil. Bahkan, wisatawan lokal dan manca negara tak mau ketinggala.
Meski saat jelang dan tiba waktunya Tahun Baru Imlek, warga Tionghoa hanya melakukan ritual sembahyang di klenteng-klenteg yang ada di Bagansiapiapi. Di balik itu, warga Tionghoa juga melakukan bersih-bersih rumah dan sarana ibadah. Karena, Tahun Baru Imlek layaknya hari besar agama lainnya, mereka lebih memilih mengunjungi sanak saudara untuk bermaaf-maafan menghaus dosa di masa lalu.
Dengan begitu, mereka menekankan untuk memilih berdiam di rumah menyambut kedatangan tamu atau sebaliknya melakukan kunjungan ke rumah tetangga terdekat. "Biasanya setiap Tahun Baru Imlek tidak ada yang istimewa, bagi warga Tionghoa, kami lebih memilih menyambut tamu ketimbang bepergian. Paling hanya mengunjungi keluarga terdekat atau tetangga untuk bermaaf-maafan," sebut Humas Panitia Imlek Bagansiapiapi, Supeno alias Obaseng, Selasa (28/1/14).
Diterangkannya, kemeriahan Imlek jauh berbeda saat malam Cap Go Meh. "Kalau Cap Go Meh, bagi warga Tionghoa adalah malam berkumpul semua orang dari seluruh penjuru dunia. Malam itu (Cap go Meh) disebut malam pencarian jodoh bagi muda-mudi, makanya lebih ramai dibanding Imlek," ujarnya.
Menurut Supeno, jauh-jauh hari sebelum Imlek dan Cap Gomeh tiba, warga Tionghoa sudah mempersiapkan segalanya, mulai dari mempercantik rumah dan pemasangan aneka lapion. "Termasuk klenteng juga dibersihkan. Karena kan seluruh warga perantauan pulang kampung. Dan, biasanya tiga hari sebelum Imlek panitia sudah mulai disibukkan dengan berbagai persiapan," jelasnya.
Imlek tahun ini, ungkap Supeno, adalah shio kuda kayu. Dengan begitu, tahun 2014 ini, diprediksi semuanya baik dan doa akan cepat dikabulkan Tuhan, tetapi harus dengan niat suci dan permintaan yang tulus melalui hati bersih.
"Shio kuda kayu, dalam keyakinan kami adalah tahun turunnya semua rahmat ke bumi. Untuk itu, mari kita berdoa dengan tulus dan usaha maksimal agar apa yang diharapkan terkabul, baik itu kemudahan rezeki dan kebaikan lainnya," harapnya. (rep1)