BAGANSIAPIAPI - Dua petani yang bertempat tinggal di UPT Navigasi 12, Kepenghuluan Sungai Manasib, Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rohil berhasil menciptakan inovasi baru. Inovasi tersebut yakni mengolah pohon sawit yang sudah tidak produksi menjadi gula merah.
Dengan terciptanya inovasi baru tersebut, setidaknya dua petani tersebut yakni, Asmuni dan Yusnani mampu menambah penghasilan sampingan untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
"Pasangan suami istri ini patut kita acungi jempol. Kita dari Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Rohil sangat merespon positif tentang inovasi yang telah dibuatnya. Dimana, inovasinya berupa mengolah pohon sawit menjadi gula merah. Harapan kita, inovasi yang telah tercipta itu dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. Selain itu, kita juga menghimbau agar semua petani yang ada di daerah Rohil ini bisa berkarya dengan menciptakan inovasi-inovasi baru," kata Ketua Kelompok KTNA Rohil, Alkahfi Sutikno, Rabu (24/4) menanggapi temuan inovasi baru tersebut.
Sementara, mengolah pohon sawit menjadi gula merah tersebut, prosesinya berlangsung sangat sederhana. Dimana, bermula dari beberapa pohon kelapa sawit yang sudah dinilai tidak produktif lagi kemudian ditumbangkan. "Usai kelapa sawit ditumbangkan, dilakukan pembersihan pelepahnya dan segera disadap untuk mendapatkan niranya. Dari satu batang pohon kelapa sawit yang tidak produktif tersebut ternyata mampu menghasilkan nira sebanyak satu liter perhari. Ini jelas sangat berguna, kelapa sawit yang masuk dalam kategori replanting ternyata masih dapat dimanfaatkan," sambung Alkahfi.
Selain itu, setiap lima batang kelapa sawit tersebut mampu menghasilkan 2 kilogram gula merah. Gula merah yang dihasilkan dari pohon kelapa sawit tersebut hasilnya sama manisnya dengan gula aren atau gula kelapa. Gula merah dari pohon kelapa sawit tersebut dijual dengan harga sekitar Rp 8.500 perkilogram.
"Dengan inovasi baru ini, jelas mampu memberikan kontibusi positif bagi petani asal Kepenghuluan Sungai Manasib ini. Salah satunya yakni dapat memberikan sampingan pendapatan ekonomi bagi petani itu. Untuk itu, kita berharap agar semua petani baik yang bergerak di sektor pertanian tanaman pangan maupun perkebunan dapat terus menumbuhkembangkan inovasi baru itu. Karena, inovasi baru itu dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," papar Alkahfi menjelaskan.
Alkahfi menjelaskan, melihat kondisi yang ada di wilayah Kabupaten Rohil ternyata memiliki banyak potensi yang dapat digarap secara optimal. Salah satu diantaranya yakni melalui kegiatan penanaman nanas. Dimana, nanas yang ditanam tersebut di sisi lainnya bisa memberikan pendapatan sampingan. "Dimana, daun nanas itu bisa dijadikan serat yang dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan jok. Intinya, Kabupaten Rohil ini sangat kaya dengan potensi. Hanya tinggal kita untuk mengoptimalkannya. Dan kita dari KTNA Rohil siap membantu petani yang ingin membuat inovasi baru itu," ujar Alkahfi. (rep01)