Nasional

Akibat ISG, Riau Jadi Krisis Listrik

PEKANBARU - Bertambahkan durasi pemadaman bergilir di Riau akhir-akhir ini ternyata disebabkan oleh pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) di Palembang, Sumatera Selatan. Pasalnya, pasokan daya dari PLN Wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) ke Riau dikurangi 50 Megawatt.

"Biasanya PLN Sumbagsel memasok daya sebesar 200 Megawatt ke jaringan interkoneksi. Tetapi, saat ini di Palembang sedang ada ISG yang membutuhkan listrik besar. Ini membuat PLN Sumbagsel mengurangi 50 Megawatt daya yang dipasoknya ke jaringan interkoneksi," papar Manager Tehnik PT PLN WRKR, Pintor Rumapea, melalui sambungan telepon, Jumat (27/9/2013).

Apesnya, tak semua pasokan listrik dari PLN Sumbagsel itu masuk ke Riau. Sebagian disalurkan ke pelanggan PLN di Sumatera Barat yang juga mengalami krisis listrik dan Jambi. "Dalam kondisi normal, dimana PLN Sumbagsel memasok 200 Megawatt, maka yang masuk ke Riau hanya 70 Megawatt saja," katanya.

Sementara itu, di tempat terpisah, Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Sondia Warman, mengkritisi solusi yang ditawarkan PLN saat rapat dengar pendapat di Komisi IV DPRD Pekanbaru beberapa waktu lalu. Ajakan masyarakat berhemat memakai listrik dinilai Sondia kurang tepat.

Bahkan, Sondia menyebut ajakan itu adalah bentuk pelarian dan lepas tanggungjawab PLN. "Itu sama artinya dengan PLN menyalahkan masyarakat yang boros memakai listrik sehingga terjadi krisis ini," papar Sondia di ruang kerjanya, Jumat (27/9/2013).

Selain itu, Sondia juga menuduh PLN mengacuhkan keluhan masyarakat yang menjadi pelanggannya.  "Selama ini PLN selalu memberi alasan klasik, artinya ada kesan jika PLN mengabaikan konsumenya ini yang disayangkan," kata Sondia.

Sebelumnya dalam rapat dengar pendapat di Komisi IV DPRD Pekanbaru, Pelaksana Harian (Plh) GM PT PLN WRKR, Ari Wardana, menyebutkan solusi jangka pendek mengatasi krisis listrik adalah dengan berhemat  dari seluruh masyarakat. "Sehingga beban dapat berkurang dan pemadaman bisa diperkecil," katanya.

Walau begitu Ari menjanjikan frekwensi pemadaman bergilir diprediksi bisa diperkecil pada akhir Oktober 2013 ini. Pasalnya saat itu, pembangkit baru listrik di Duri, Bengkalis, berkapasitas 2x100 Megawatt sudah beroperasi. (rep1)