BAGANSIAPIAPI - Pengambangan sektor perikanan dan kelautan di perairan Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika), hingga Maret 2013 lalu menghasilkan sebanyak 5.689,103 ton. Padahal, hasil tangkapan nelayan akhir-akhir ini disebut jauh menurun akibat ilegal fishing. Jika ditotal per tahunnya, perairan Palika mampu menghasilkan ikan sebanyak 24 ton.
"Kalau dilihat dari potensinya, memang perairan Palika memiliki potensi di sektor perikanan dan kelautan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh faktor kondisi daerahnya yang masuk sebagai daerah pesisir pantai. Sebagai daerah pesisir pantai, maka sebagian besar usaha masyarakat banyak bergerak di sektor perikanan dan kelautan," jelas Camat Palika, H Muhammad Nasir, Senin (22/7).
Dari sebanyak 5.689,103 ton ikan per triwulan itu, secara rinci dapat diolah oleh nelayan menjadi ikan segar sebanyak 2.621.981 ton, ikan asin sebanyak 2.128.602 ton, udang segar 471,25 ton, udang kering 78,72 ton, udang heko 28,99 ton, tepung ikan 295,3 ton dan ketam 44,36 ton. Semua hasil sektor perikanan dan kelautan dari Kecamatan Palika itu diedarkan di sejumlah daerah di luar Rohil maupun di dalam daerah sendiri.
"Sebagai daerah di pesisir pantai, jelas masih bisa menghasilkan produksi dari sektor perikanan dan kelautan. Kendati masih bisa memproduksi, namun bila dilihat dari kondisi yang ada, jumlahnya agak menurun. Ini terjadi seiring menurunnya hasil tangkapan nelayan," katanya.
Menurunnya hasil tangkapan nelayan tersebut, sebagian besar disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya jumlah ikan yang sudah jauh berkurang. Atau ikan-ikan yang menjadi sasaran nelayan tersebut banyak bergerak ke tengah laut dan sangat menyulitkan nelayan tradisional untuk menjangkaunya. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan melambungnya harga BBM khususnya solar serta ilegal fishing.
"Kenaikan BBM termasuk solar itu, jelas sangat dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat terutama kalangan nelayan-nelayan tradisional. Tapi mau bagaimana lagi. Mau tak mau tetap saja menangkap ikan kendati harus mengeluarkan biaya yang agak tinggi untuk membeli BBM," ungkapnya. (rep1)