JAKARTA - Rencana penjualan rumah yang dikabarkan pernah ditempati proklamator kemerdekaan Republik Indonesia Soekarno senilai Rp29,4 miliar, rupanya ditanggapi serius oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.
Wakil Menteri Pariwisata Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti langsung memerintahkan stafnya untuk melakukan kroscek ke lokasi yang diklaim sebagai Istana Kepresidenan Soekarno.
"Berdasarkan laporan staf saya, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Daerah Istimewa Djogyakarta (DIY) sudah melakukan kroscek ke rumah tersebut," ujar Wiendu kepada Sindonews.com melalui pesan Blackberry, Selasa (16/7/2013) malam.
Dia mengatakan, berdasarkan laporan Pak Trihartini pegawai BPCB DIY, rumah tersebut terletak di Jalan Patung Puluhan 45, dekat rumah sakit anak.
"Pemilik rumah tersebut adalah keluarga Prof KRT Purbodidingrat, salah satu ahli warisnya adalah Siti Ismusilah yang sudah berusia 80 tahun," ungkapnya.
Masih berdasarkan laporan staf Kemenparekraf kepada Wiendu, bangunan tersebut didirikan tahun 1932. Rumah tersebut pernah dijadikan tempat persembunyian keluarga Bung Karno, saat Belanda duduki Yogya tahun 1947 dan 1948.
"Pada saat itu Bung Karno masih memiliki dua anak, yaitu Guntur dan Megawati," paparnya.
Pihak keluarga, lanjut Wiendu, menawarkan bangunan rumah dan tanah tersebut Rp5 juta per meter. Namun, karena menggunakan jasa calo melalui internet sehingga harganya mencapai Rp29 miliar.
"Selasa siang BPCB DIY dan Dinas Budpar sudah melakukan cek ke lapangan, untuk mengetahui rumah tersebut masuk sebagai cagar budaya atau tidak," imbuhnya. (rep/01)