BAGANSIAPIAPI - Bencana abrasi yang terjadi di sepanjang sungai Rokan terus berlanjut. Bahkan, Kecamatan Rimba Melintang yang menjadi sentra produksi pertanian tanaman pangan yang berada di Rohil turut menjadi sasaran. Daerah sentra terparah yang terkena abrasi yakni berada di Kepenghuluan Muktijaya terutama di daerah Blok B. Dimana, tanggul di sungai Rokan telah jebol diterpa abrasi yang gilirannya mengikis lahan-lahan pertanian masyarakat yang ada di daerah Kepenghuluan Muktijaya tersebut.
Hal ini disampaikan Camat Rimba Melintang, H Syamzani, Rabu (17/7). ''Berbicara masalah abrasi di tempat kita, kondisinya sudah berlangsung lama. Hanya saja, sampai saat ini, abrasi itu masih saja berlangsung secara alami. Daerah yang dinilai terparah terkena musibah abrasi di wilayah Kecamatan Rimbamelintang yakni di Kepenghuluan Muktijaya,'' kata Syamzami.
Sampai saat ini, tambah Syamzani, lahan pertanian milik masyarakat di Kepenghuluan Muktijaya yang telah hilang akibat pengaruh abrasi di sungai Rokan terus bertambah. ''Lahan pertanian di Kepenghuluan Muktijaya yang sudah hilang akibat abrasi itu, semula mencapai sekitar 500 meter. Lantaran, sampai saat ini abrasi masih berlangsung, lahan pertanian yang hilang terus bertambah. Sampai saat ini diperkirakan lahan pertanian yang hilang di Kepenghuluan Muktijaya akibat pengaruh abrasi sudah mencapai sekitar 700 meter,'' jelasnya.
Semakin cepatnya lahan pertanian yang hilang akibat abrasi itu, tambah Syamzami, disebabkan oleh pengaruh jebolnya tanggul yang ada di pinggiran sungai Rokan yang ada di Kepenghulun Muktijaya tersebut. Akibat jebolnya tanggul tersebut, kegiatan pasang surut air laut di sungai Rokan telah memberikan dampak. Salah satu diantaranya, masuknya hewan buas seperti buaya. '"Saya sudah turun dan meninjau di sana. Dan memang, kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Tanggul itu sudah jebol akibat abrasi. Alhasil, kegiatan pasang surut air laut melintas di sana dan memberikan dampak. Pertama, lahan pertanian milik masyarakat yang hilang semakin bertambah. Kedua, masuknya buaya yang pernah ditemukan kemarin itu,'' terang Syamzani.
Dampak lain akibat jebolnya tanggul itu, lanjut Syamzani, yakni mempengaruhi ruas badan jalan utama yang ada di Kepenghuluan Muktijaya. ''Waktu kita turun ke sana itu, ada masukan. Dimana, agar ruas badan jalan itu tidak terikikis atau terendam, maka diperlukan ditinggikan. Hanya saja, dengan meninggikan ruas badan jalan itu, dikuatirkan naninnya ada lima unit rumah yang bakal terendam. Kalau tidak tinggikan, jelas ruas badan jalan ini, bisa terputus. Akibatnya, Kepenghuluan Muktijaya menjadi daerah yang terilosir. Intinya, jelas ada plus minusnya,'' kata Syamzani.
Syamzani menjelaskan, semua permasalahan yang sedang dihadapi di Kepenghuluan Muktijaya khususnya Blok B dari pengaruh abrasi yang telah menimbulkan dmapak tersebut telah diakomodir. ''Semua persoalan yang ada di daerah itu, kita akomodir semuanya. Kemudian, kita sampaikan ke Pemkiab Rohil melalui instansi terkait. Kita berharap, agar semau permasalahan yang sedang terjadi di Kepenghuluan Muktijaya itu dapat ditindaklanjuti secara serius oleh instansi terkait,'' kata Syamzani. (rep/01)