JAKARTA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku telah menyurati Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan PM Malaysia Najib Razak terkait kebakaran lahan di Riau. Menurut SBY, dalam surat tersebut, ia menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia serius menangani masalah kebakaran di Riau.
"Saya tidak suka kalau dianggap tidak serius (oleh Malaysia dan Singapura). Kami sangat serius," ujar Presiden SBY saat telekonferensi dengan jajaran pemerintah yang mengurusi kebakaran di Riau, Jumat (5/7/2013) malam.
Telekonferensi dilakukan SBY di Istana Bogor, Jawa Barat. Ikut hadir keluarga SBY, yakni Ani Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Edhie Baskoro Yudhoyono didampingi Aliyah Rajasa.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif mengatakan, jika dipantau dari satelit, sudah tidak ada titik api di Riau. Menurutnya, yang ada saat ini hanya sejumlah titik asap. Syamsul menjelaskan, proses pemadaman selama ini dilakukan dengan hujan buatan, water booming dengan pesawat, dan melalui darat.
Pihak Kedubes RI melaporkan, tiga hari sejak masalah kebakaran diambil alih pemerintah pusat, kondisi asap di Singapura berkurang drastis. Sejak 2 Juli, Polutan Standar Indeks (PSI) di Singapura disebut sudah berada di bawah angka 50. Sebelumnya, kebakaran lahan di Riau itu membuat PSI di Singapura mencapai angka 401.
Kepala Polda Riau Brigjen (Pol) Condro Kirono menjelaskan, pihaknya dibantu Bareskrim Mabes Polri tengah memproses 24 tersangka dari warga yang diduga membakar lahan. Selain itu, satu orang juga dijerat lantaran diduga membiayai pembakaran lahan.
Pihak Kedubes RI di Singapura mengatakan, berbagai pihak di Singapura menunggu informasi bagaimana proses hukum terhadap para pelaku pembakaran lahan. Dengan penjelasan Kapolda Riau, pihaknya akan meneruskan ke Singapura.
Menanggapi pernyataan Kedubes RI tersebut, Presiden meminta PM Singapura agar memercayakan investigasi yang dilakukan penegak hukum di Indonesia. Presiden menginstruksikan polisi melakukan proses hukum dengan adil.
"Akibat ulah mereka (pembakar lahan), semua dibikin susah. Indonesia dipermalukan. Saya minta tegakkan hukum dengan tegas," ujar SBY.
Kepada jajaran Pemerintah Riau, Presiden menginstruksikan agar memprioritaskan penanganan dan pencegahan kebakaran supaya tidak kembali terulang meski daerah mereka akan menggelar pemilihan gubernur. Presiden tidak ingin pemilihan gubernur menghambat penyelesaian masalah asap.
Adapun untuk Satgas Penanggulangan Bencana Asap, Presiden meminta mereka memperhatikan keselamatan diri, khususnya mereka yang melakukan pemadaman dari udara. Jika awan pekat dan cuaca buruk, jangan dipaksakan untuk terbang.
"Kalau tidak aman, tunggu sampai aman baru laksanakan tugas," pungkas Presiden. (rep05)