KUPANG-Pesawat Merpati jenis M60 dengan nomor penerbangan MZ 5617 rute Bajawa-Kupang, Nusa Tenggara Timur, terbelah dua setelah mengalami kecelakaan di Bandara El Tari, Kupang, Senin (10/6) sekitar pukul 09.45 WITA. Sebanyak 45 penumpang dewasa, satu bayi dan 4 kru pesawat selamat.
Pesawat yang terbang dari Bandara Soa Bajawa, Kabupaten Ngada, Pulau Flores mengalami kecelakaan saat akan mendarat di Bandara El Tari. Pesawat tergelincir di ujung landasan kemudian terperosok keluar dari landasan hingga sejauh 100 meter. Badan pesawat terlihat patah tepat di bagian bawah sayap. Begitu pula baling-baling pesawat, serta roda bagian depan terlepas.
Pesawat itu tergelincir sekitar 300 meter dari apron bandara. Adapun serpihan pesawat berserakan sepanjang 100 meter mulai dari ujung landasan pacu hingga lokasi tergelincirnya pesawat. Akibat kecelakaan ini, Bandara El Tari untuk sementara ditutup dan 21 penerbangan dari dan ke bandara tersebut dibatalkan. Sedangkan kecelakaan ditangani oleh petugas pangkalan udara (lanud) dan PT Angkasa Pura setempat.
PT Merpati Nusantara Airlanes menyatakan, seorang penumpang dibawa dan dirawat di Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) Kupang. "Sedangkan enam penumpang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Prof Dr WZ Johannes, dan dua penumpang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Kupang," kata Vice President Secretary Merpati Nusantara Airlines, Herry Saptanto.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara El Tari Kupang Kolonel Pnb Eko Dono Indarto mengatakan, dua penumpang yang dirawat di RSAU menderita luka di pelipis. "Kami belum memastikan penyebab kecelakaan karena saat pesawat mendarat cuaca cerah dan angin bertiup dari sisi kanan pesawat antara 11 sampai 12 knot," katanya seperti dilansir situs metrotv.
Sejumlah penumpang menyebutkan, pesawat sempat mengalami gangguan sejak mengudara. "Beberapa menit setelah terbang, kami merasakan seperti ada yang mendorong pesawat ke depan, kemudian goyang. Gangguan terjadi beberapa kali, tetapi tidak ada informasi dari kru pesawat," kata salah satu penumpang pesawat tersebut, Valista Setianingrum.
Menurutnya, beberapa menit sebelum pesawat mendarat di Bandara El Tari masih terjadi guncangan. "Kemudian pramugari mengumumkan bahwa pesawat akan mendarat di Bandara El Tari. Namun pesawat seperti menukik ke bawah," ujarnya.
Selanjutnya, menurut Valista, pesawat langsung berhenti mendadak dan penumpang langsung berhamburan menyelamatkan diri melalui pintu keluar di bagian belakang pesawat. "Setelah kami keluar ternyata badan pesawat patah," ujarnya.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, insiden ini membuat banyak penumpang yang mengalami guncangan secara psikis. "Kami syok dengan kejadian ini. Apalagi kami sempat terkurung dalam pesawat," kata seorang penumpang, Jhon Gara seperti dilansir tempo.co.
Jhon Gara juga mengatakan, ketidakseimbangan pesawat sudah mulai terasa sebelum roda kapal menyentuh landasan. Bahkan sejumlah penumpang telah mengalami ketakutan ketika pesawat tengah bersiap mendarat. "Pada saat pengumuman landing, pesawat mulai goyang, sehingga penumpang ketakutan dan panik," kata dia.
General Manager Angkasa Pura I Bandara El Tari, Imam Pramono mengatakan, bangkai pesawat hingga Senin petang masih berada di runway 25. Evakuasi belum dilakukan karena masih menunggu alat berat. "Kami masih menunggu alat berat untuk menggeser bangkai pesawat ke pinggir runway," katanya.
Menteri Perhubungan EE Mangindaan berpendapat semua hal bisa menjadi penyebab insiden Merpati crash landing di Bandara El Tari. Ia menyerahkan Tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menginvestigasinya.
"Itu investigator yang nanti tahu, jangan saya, nanti saya salah ngomong lagi. Bisa karena mesin, human error, bisa karena alat yang ada dalam rangka pengendalian. Semua bisa terjadi. Tapi saya kira, yang penting kalau ada yang salah oke tapi keselamatan pengguna jasa itu yang penting bagi saya," papar Mangindaan.
Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub Bambang S Ervan mengatakan, belum tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyelidikan. "Dirjen udara dan KNKT akan meneliti kecelakaan tersebut," katanya.
Pihak maskapai, kata Bambang, harus bertindak sesuai ketentuan yang berlaku. Ketentuan itu ada di Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2011 dan diperbarui dengan Nomor 92 Tahun 2011. PT Merpati Nusantara, ujar dia, akan dikenakan sanksi apabila terbukti lalai dan salah. Maskapai itu juga diharapkan memberi kompensasi kepada penumpang yang terluka.
Vice President Secretary Merpati Nusantara Airlines, Herry Saptanto menegaskan, pesawat dalam posisi laik terbang. Pesawat tersebut pertama kali digunakan di Merpati sejak Desember 2010.
Herry mengungkapkan, kemarin pesawat pertama terbang dengan rute Kupang-Bajawa pukul 07.40 WITA kemudian kembali terbang dari Bajawa menuju Kupang pukul 09.00 WITA dengan ETA pukul 09.40 WITA. Menurut rencana pesawat tersebut selanjutnya akan menerbangi rute Kupang-Waingapu PP dan Kupang-Alor PP. Dengan adanya kejadian ini Merpati menyiapkan pesawat pengganti agar pelayanan ke kota-kota tersebut tidak terganggu. (rep05)