Pekanbaru -Masyarakat Riau belakangan ini mengeluhkan terjadinya pemadaman bergilir lantaran defisitnya produksi listrik di kawasan tersebut. Pembangkit PLTU Batubara 2x110 MW di Pekanbaru akan segera menjawab persoalan defisit listrik tersebut.
Demikian disampaikan, Manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Riau dan Kepri, Dwi Suryo Abdullah di sela acara 'Hari Pelanggan Nasional' 2016 pada acara senam massal di hari car free day (CFD) di Jl Diponegoro, Pekanbaru, Minggu (4/9/2016).
Dwi menjelaskan, memang belakangan ini terjadi pemadaman bergilir saat beban puncak. Ini semua karena turunnya daya mampu pembangkit pada system jaringan interkoneksitas Sumatera sehingga terjadi defisit daya.
Dwi menyebutkan, saat ini pihaknya dalam waktu dekat akan segera mengoperasikan PLTU Batubara di Tenayan Pekanbaru, dengan kapasitas 2x110 MW.
"Malam ini unit I akan dilakukan boiler firing untuk menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin sebagai yang membutuhkan waktu antara 8 sampai 9 jam. Kita harapkan tentunya firing dan rolling turbin unit 1 ini tidak ada kendala lagi," kata Dwi.
Bila dalam waktu 21 hari ke depan unit 1 mampu beroperasi secara kontinyu, lanjut Dwi, pengoperasian tidak menjadi masalah, maka nantinya bisa mendapatkan sertifikasi layak operasi.
"Untuk tahap awal ini, kita berharap untuk 70 MW bisa memberikan solusi defisit saat ini. Karena rata-rata defisit saat beban puncak selama ini 34,5 MW. Jadi kalau Unit I sudah beroperasi maka ke depan tidak ada lagi defisit," kata Dwi.
Untuk Unit II dengan kapasitas 110 MW, lanjut Dwi, diperkirakan beroperasi pada Desember 2016 yang saat ini sedang dilakukan individual test pada boiler. Untuk mendukung rangkaian tersebut, kata Dwi, kini pihaknya juga sudah mempersiapkan Gardu Induk (GI) di Pasir Putih GI di Pelalawan sehingga energi listrik dari PLTU Tenayan dapat dinikmati warga khususnya di Palalawan , Pekanbaru dan Kampar.
"Untuk GI Pasir Putih saat ini hanya tinggal menarik kawat transmisi dari Tenayan Pasir Putih yang sempat terkendala pondasi satu tower ini karena sempat adanya persoalan dengan masyarakat. Tapi dua pekan ini urusan sudah dapat kita selesaikan satu tower dari 64 tower yang ada," kata Dwi.
Menurut Dwi, 64 tower itu untuk jaringan dari Tenayan untuk disalurkan ke Pasir Putih Pekanbaru. Sedangkan dari Pasir Putih ke Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan membutuhkan 130 tower.
"Saat ini hanya tersisa 12 tower belum terselesaikan di Kabupaten Pelalawan karena menunggu izin melintas membawa materil dari pemilik lahan dan 1 tower yang belum bebas, sedangkan sisanya, seluruh tower sudah terselesaikan," kata Dwi.
Menurut Dwi, penambahan GI Pasir Putih dan GI Pelalawan sebagai antisipasi akan adanya penambahan sambungan baru. Karena selama ini GI yang ada di Riau sudah overload.
"Selama ini Riau hanya ada 8 GI dan ini jelas sangat minim dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang terus meningkat. Untuk tahun ini, GI Pasir Putih dan Pelalawan akan segera beroperasi," tutup Dwi.(rep05/dtk)