TELUK KUANTAN-Sejak isu rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah pusat, diduga telah memicu naiknya harga sayur mayur terutama harga cabai merah.
Di pasar tradisional Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuansing, hari ini, Sabtu (8/11/14), harga sekilo cabai merah setara dengan dengan harga 20 kilogram karet milik petani setempat.
"Kini, harga karet kami hanya dihargai Rp5000/kilogram, sementara harga cabai Rp100 ribu/kilogram, ini benar-benar membuat kami sulit, " ujar Ratnawilis, salah seorang ibu rumah tangga di Lubuk Ambacang.
Dari pengamatan riauterkinicom di pasar tersebut, ternyata harga sayur mayur mulai merangkak naik. Namun yang paling tajam adalah kenaikan harga cabai dari Rp60 ribu naik Rp100 ribu perkilo.
Sementara itu untuk harga kentang mengalami kenaikan dari harga Rp8.000 perkilo naik menjadi Rp10.000 perkilo, timun dari harga Rp5.000 perkilo naik menjadi Rp6.000 perkilo, sayur sawi naik dari harga Rp5.000 menjadi Rp6.000 perkilo.
Menurut Siir (48) salah seorang pedagang sayur mayur, bahwa untuk sayur mayur masih stabil, jikapun naik, hanya sedikit. Hanya cabai merah naiknya cukup tinggi, sebab dalam beberapa hari terakhir barangnya susah dicari. Akibatnya meskipun ada barangnya, harganya sangat mahal.
"Gak tau kenapa kok bisa begini naiknya, tapi kata orang yang sering ngisi barang, sekarang cabai memang susah nyarinya," ujar Siir, dikutip riauterkini.com.
Pedagang lainnya, Iyet juga mengatakan hal yang sama, kata dia, bahwa untuk sayur mayur, yang paling tidak stabil adalah harga cabai, karena beberapa hari terakhir ini tembus Rp100 ribu perkilo.
"Pokoknya segala jenis cabai, cabai keriting, rawit, cabai besar, mengalami kenaikan," katanya.
Adapun penyebabnya harga cabai naik, katanya, karena stok yang ada terbatas sedangkan permintaannya banyak. Tapi masih bersyukur meski harganya naik tapi barangnya ada, yang kita khawatirkan harganya naik tapi barang kosong.
Sekedar diketahui, cabai bagi masyarakat Kuansing merupakan bumbu dapur utama, jika tidak ada rasa pedas mungkin masakan tidak akan enak. Dan dampak tingginya harga cabai ini membuat sebagian masyarakat banyak beralih membeli cabai giling ataupun cabai bekas sortiran karena harganya lebih murah, keadaan ini diperparah lagi akibat komoditi petani karet hanya dihargai jauh dibawah kebutuhan bahan pokok. ***(cr01/rtc)