Ketua Komisi C DPRD Riau, Aherson meradang saat dikonfirmasi tentang gedung menara Bank Riau Kepri yang belum bisa ditempati. Pasalnya sepengetahuannya kantor tersebut sebelumnya dijanjikan pada pertengahan September ini. Namun hingga pekan lalu dia belum mendapat kabar akan terjadi penundaan lagi seperti sebelum-sebelumnya.
"Bank Riau Kepri dari awal memang gedungnya bermasalah. Seperti ini makin tak jelas jadinya. Makanya, kalau memang belum bisa dipastikan tidak usah beri gambaran, dan tak usah dijanji-janjikan, kesannya diundur-diundur terus. Nanti dikira orang ada masalah apa di sana," kata Aherson.
Ditambahkan Aherson, pihak Bank Riau Kepri sudah memberikan gambaran dan menjanjikan akan melakukan penempatan sejak bulan Maret 2015 lalu. Sejak saat itu, entah sudah berapa kali dijanjikan tapi tetap terjadi penundaan-penundaan.
“Dari awal sudah sepakat tes komisioning dilakukan dua minggu. Tapi sejak tes komisioning dilakukan saat hari jadi provinsi Riau, hingga saat ini belum kunjung selesai juga komisioningnya,” imbuhnya.
Diakui Aherson, saat pihaknya melakukan sidak ke Bank Riau Kepri beberapa waktu lalu, pihaknya menemukan beberapa pekerjaan yang belum selesai, di antaranya adalah adanya rembesan air yang muncul dari mata air, di dasar lobang lift. Dari pihak Waskita sendiri menurut Aherson hal tersebut tidak ada masalah, dan bisa diselesaikan dengan cepat.
“Saya harap pihak Bank Riau Kepri bicara berdasarkan kenyataan saja. Kalau begini artinya mereka tidak komitmen. Sebelum disampaikan harusnya dimatangkan dulu. Saya sebagai Ketua Komisi C DPRD Riau tidak ingin ada bahasa-bahasa penundaan seperti itu lagi ke depannya. Ini bukan bank umum, tapi bank milik daerah,” ulasnya.
Aherson juga meminta pihak Bank Riau Kepri untuk melakukan koordinasi dengan pihaknya, terkait dilakukannya penundaan pemakaian kantor baru yang berlokasi di Jalan Sudirman Pekanbaru tersebut.
"Kalau mau diundur, bikin surat resmi kepada kita. Ini sudah berapa kali diundur, dua tiga empat lima dan seterusnya, itu kan tidak lazim. Saya harap mereka tidak lagi sembarang cakap, nanti masyarakat tidak percaya lagi. Sebentar ngomong ini, sebentar lagi ngomong itu, kami sendiri tidak dikasih tahu," tuturnya. (rep05/rpc)