PEKANBARU - Sebanyak 47 persen perkebunan kelapa sawit di Riau dikuasai oleh swasta dari luas lahan mencapai 2,256 juta hektar. Sementara 53 persen milik rakyat. Namun sayang, hasil per hektar per tahun hanya 11,4 ton, atau kurang dari satu ton.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perkebunan Riau, Zulher dalam sambutannya yang sekaligus membuka bedah buku berjudul "Indonesia dan perkebunan kelapa sawit dalam isu global", yang diterbitkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Riau di Hotel Premiere, Selasa (28/5).
"Riau memiliki perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia, bahkan di dunia yakni seluas 2,256 juta hektar. Perkebunan seluas itu dipegang perusahaan swasta, perusahaan negara, dan rakyat. Sebanyak 47 persen dikuasai perusahaan, dan 53 persen dipegang rakyat," ungkapnya.
Zulher juga menjelaskan, bahwa ada beberapa persoalan yang mengakibatkan kejadian ini, pertama bibit palsu. Kedua, kurangnya pupuk karena sawit rakus pupuk, solusinya pupuk subsidi. Ketiga, pemeliharaan. Keempat infrastruktur, jalan tidak bagus.
"Riau tahun 2012 menyumbang 13 triliun dari kelapa sawit, namun tidak menetes ke Riau untuk perbaikan jalan," sebutnya.
Kesempatan itu, hadir Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau Wisnu, Anggota DPD RI Instiawati Ayus, Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulher, Anggota DPRD Riau Masnur, Ketua Tim Penulis Tongkot Sipayung, akademisi Almahdi Yahya, Kepala Badan Promosi Riau Adisar dan jajaran GAPKI Cabang Riau, Ketua Asosiasi Petani Riau Setiono, dan anggota DPRD Riau Masnur.(rep05)