PELALAWAN - Daya tarik dan pesona alam gelombang bono yang sangat unik di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau membuat mantan Miss Indonesia 2005 Nadine Chandrawinata dan bintang sinetron Masayu Natasya beserta 14 kru Trans TV berkunjung ke Pelalawan. Kunjungan selama tiga hari yakni Kamis hingga Sabtu (12-14/2) tersebut, dalam rangka shooting sebuah program televisi "My Trip My Adventure" yang akan menayangkan acara berkenaan dengan perjalanan dan petulangan di setiap pelosok nusantara yang dianggap cantik, unik dan menarik untuk dikunjungi.
Informasi ini dibeberkan Kepala Dinas Budaya, Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Pelalawan Zulkifli, Minggu (15/2) di Pangkalan Kerinci. Ia mengatakan, setidaknya dua destinasi wisata alam akan menjadi topik dan sorotan kamera pada program ini, yaitu Kawasan Objek Wisata Bono di Teluk Meranti dan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kecamatan Ukui.
"Bono masih menjadi daya tarik utama yang masih diperhitungkan sebagai objek wisata gelombang sungai yang unik di Indonesia. Terlebih lagi gelombang ini dapat diselancari oleh semua level peselancar, dari professional, amatir, hingga anak-anak yang masih belajar berselancar. Dan hal ini terbukti dengan masih datangnya para peselancar, kru tv Nasional, fotografer dan pengunjung baik wisatawan lokal, nasional juga wisatawan mancanegara ke lokasi gelombang bono ini.
Pasalnya, pesona alam dan gelombang bono masih memberikan daya tarik yang kuat dan membuat setiap orang penasaran untuk mengunjungi, menyaksikan bahkan mencobanya. Dan atas hal tersebut, maka mantan Miss Indonesia Nadine Chandrawinata dan bintang sinetron Masayu Natasya beserta 14 kru Trans TV melakukan kunjungan ke Kabupaten Pelalawandalam rangka shooting sebuah program televisi My Trip My Adventure," terang Kepala Disbudparpora Pelalawan seraya menyebutkan Nadine juga sebelumnya pernah berkiprah di TNTN sebagai duta lingkungan dan gelombang bono, yaitu gelombang tidal bore yang unik dan biasa disebut dengan "seven ghosts".
Ia amengatakan lagi, selama 3 hari (Kamis-Sabtu,12-14/2,red), Nadine, Masayu dan kru trans 7 mengelilingi dua objek wisata yakni Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang menonjolkan konservasi gajah dan flying squadnya, di samping keindahan hutan yang masih dipenuhi dengan tumbuhan yang beragam serta fauna langka yang masih terjaga.
"Di TNTN ini, Nadine dan Masayu beserta kru Trans TV, melihat salah satu gajah yang bernama Imbo, yaitu nama anak gajah yang diberi nama oleh Nadine sendiri. Sedangkan kedatangan mantan Miss Indonesia dan artis Nasional ini, disambut dengan pengalungan bunga oleh gajah gajah yang pernah dipelihara oleh Nadine. Dan dalam kunjungan tersebut juga dilakukan adegan shooting film My Trip My Adventure," bebernya.
Kemudian, sambung Zulkifli, mantan Miss Indonesia beserta rombongan ini melanjutkan kunjungan ke Bono yang selain menampilkan gelombang sungai telah mendunia, juga keindahan sisi pantai pasir tepian sungai dan hutan rawa yang masih menyimpan misteri dan menarik untuk diteroka.
"Dalam kunjungan itu, Nadine beserta Masayu dan kru Trans TV, melihat Tanjung Pebilah Beach atau yang lebih akrab juga disebut diantara para surfer dengan “Feeling Beach”. Pasalnya, pantai yang luas dan bersih yang berada di tengah-tengah sungai ini sangat luar biasa dan membuat Nadine beserta rombongan merasa sangat kagum. Dan rencananya, program ini akan ditayangkan pada awal bulan Maret mendatang di Trans TV," paparnya.
Ia mengungkapkan, bahwa selama dua tahun terakhir, berbagai stasiun televisi baik nasional maupun internasional datang silih berganti mengunjungi lokasi bono. Dan bahkan ada di antaranya yang datang berulang kali. Kedatangan mereka bagaikan besi yang ditarik gelombang magnet bono yang semakin dilirik semakin tertarik.
"Untuk itu, sebagai masyarakat yang tinggal di Provinsi Riau, sepatutnya kita berbangga dengan potensi alam yang telah menjadi perhatian mata nusantara dan dunia. Semoga, keberadaan bono bukan hanya pernah menjadi bencana, melainkan dapat juga menjadi berkah dan kemajuan ekonomi masyarakat di Kabupaten Pelalawan pada khususnya dan Provinsi Riau pada umumnya," ujarnya.
Diungkapkan Zulkifli, bahwa gelombang sungai ini hanya ada lima di dunia yang bisa diselancari. Saat ini bono menjadi gelombang pasang terbaik di dunia dan telah banyak para surver dunia yang datang untuk menjajal gelombang seven ghosts ini. Sedangkan oleh Bupati Pelalawan Muhammad Harris, gelombang bono ini dijadikan sebagai salah satu dari tujuh program strategis pembangunan di Kabupaten Pelalawan.
"Untuk itu, saya berharap kepada semua pihak, bahwa pembangunan kawasan wisata bono ini tidaklah dapat dilakukan dengan sendiri tapi harus dilakukan secara bersama-sama. Di samping itu, keindahan gelombang bono ini hampir setiap bulan dikunjungi oleh para surfer mancanegara. Karena itu sepatutnyalah Nadine dan kawan-kawan dapat menginformasikan kepada komunitas surfing dunia, bahwa surfing tidak hanya dapat dilakukan di laut, tapi juga bisa dilakukan di atas gelombang sungai. Dan dengan bono ini, kami bertekad untuk menyapa Indonesa dan Dunia untuk mewujudkan Bono menjadi sebagai salah satu objek wisata tujuan Dunia," tutupnya. (rep05/mcr)