Jakarta - Pasangan yang berhasil memiliki buah hati dengan bayi tabung, sering dijumpai anak kembar. Entah dua, tiga atau empat. "Karena yang ditanam ke rahim bisa dua atau tiga embrio, makanya sering kembar,"ujar dokter Budi Wiweko, SpOG (K), dalam acara mengatasi masalah gangguan kesuburan dengan pilihan cerdas : Not Simple but smart IVF di Hotel Gren Melia, belum lama ini.
Budi menjelaskan bahwa dokter biasanya menanamkan tiga embrio untuk pasangan dengan usia istri di atas 35 tahun. Adapun yang dibawah umur tersebut, hanya ditanam dua embrio. Kemudian ditunggu empat hingga enam pekan. Kemungkinan kembar, juga membawa dampak lain. "Risiko bayi lahir prematur juga tinggi," ujar dokter yang juga berpraktik di RSCM Kencana.
Kehamilan ganda masuk dalam daftar komplikasi bayi tabung. Ada pula masalah hiperstimulasi ovarium karena pemberian obat hormon, terus hamil di luar kandungan hingga infeksi atau perdarahan saat pengambilan sel telur.
Di luar kekurangan tersebut, bayi tabung bisa jadi menguntungkan karena mampu mengurangi masalah kelainan genetik. Sel telur dan sperma yang membawa masalah genetik seperti kelainan darah, Thalasemia atau buta warna, akan disingkirkan sebelum menjadi embrio. "Bisa juga memilih jenis kelamin," kata Budi. Pemilihan ini dibolehkan, untuk program anak kedua.
Tapi, Budi mengingatkan, di Indonesia program bayi tabung haram untuk pasangan satu jenis. Begitu pula untuk ibu titip (surrogate mother). "Bisa dicabut izin klinik dan ditutup," kata dia. (rep03)