LE MANS – Kendati pacuan kuda besi MotoGP terus berlanjut ke seri Le Mans, insiden antara Jorge Lorenzo dan Marq Márquez di Jerez sebelumnya masih jadi sorotan utama. Jelas, tujuannya agar tak lagi terjadi di GP Prancis, akhir pekan ini.
Dalam sesi konferensi pers awal, Lorenzo kembali satu deretan dengan Márquez di podium konferensi pers. Lorenzo sedianya belum move on dan masih menuntut hukuman terhadap yunior dan juga kompatriotnya itu.
Tak hanya Lorenzo dan Márquez yang buka suara, tapi juga sejumlah pembalap lain macam Dani Pedrosa hingga Valentino Rossi. Nama terakhir ini pun teringat insiden masa lampau dengan Sete Gibernau yang mirip dengan insiden Lorenzo-Márquez di Jerez lalu. Berikut pernyataan Lorenzo dan sejumlah pembalap lainnya terkait “senggol-senggolan” Lorenzo-Márquez, seperti dilansir MotoGP.com, Jumat (17/5/2013):
Jorge Lorenzo (Yamaha Factory)
Pendapat saya? Well, saya rasa saya masih percaya bahwa aksi di Jerez itu berlebihan. Saya tak ingin menantang Marc, saya tak punya masalah dengannya karena dia masih muda dan ketika Anda masih muda, Anda selalu nekat mencoba. Ketika Anda melihat ruang, pasti Anda akan mencobanya.
Di Jerez, dia melihat ruang dan berusaha menyusul. Tapi saya tak merasa sistem hukuman poin yang diterapkan tahun ini berguna pada momen itu. Saya ingin Race Direction bisa menggunakannya dengan baik. Setidaknya mengurangi poin atau kartu kuning atau istilah apapun yang Anda inginkan. Dalam balapan, memang lazim terjadi kontak antara pembalap tapi ketika Anda menyenggol pembalap lain, itu lain hal. Pendapat saya, aksi itu seharusnya mendapat penalti.
Marc Márquez (Repsol Honda)
Buat saya, komentar saya masih sama seperti di Jerez. Jika Anda melakukannya di lap awal, itu sudah biasa, tapi insiden ini terjadi di lap terakhir sesi lomba. Hal seperti ini banyak terjadi dan ketika Anda melihatnya, fans juga menyukainya. Tapi segalanya selalu ada batasan. Lap terakhir, tikungan terakhir jika saya melihat ruang, saya akan selalu mencoba menyusul.
Dani Pedrosa (Repsol Honda)
Insiden itu terjadi di lap terakhir. Jorge tak menutup ruang seperti seharusnya di lap terakhir dan Marc, mungkin juga sedikit kelewatan…jadi, mereka berakhir di tempat dan waktu yang sama. Saya punya pengalaman seperti ini sebelumnya dan buat saya, hal seperti itu bisa bergantung pada feeling masing-masing saat bergerak.
Valentino Rossi (Yamaha Factory)
Saya rasa Marc terlampau agresif, sejak awal balapan. Dia juga amat agresif di tikungan terakhir. Saya mengerti mengapa Jorge marah dan tentunya itu karena Marc menyentuhnya. Tapi dari sudut pandang saya, segalanya bisa terjadi di tikungan terakhir dan Jerez, punya titik klasik di tikungan itu. Tidak hanya kasus insiden saya dengan Sete, tapi juga di masa lalu seperti antara (Mick) Doohan dan (Àlex) Crivillé di tahun 1996. That’s it, apapun bisa terjadi di tikungan terakhir.
(rep03)