Riau Raya

Annas Maamun Gugup Ditanya Wartawan

Jakarta - Gubernur Riau Annas Maamun terlihat gugup menghadapi pertanyaan belasan wartawan yang mengerumuninya sebelum masuk ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta Selatan, Selasa pagi, 30 September 2014.
 
Ditanya soal dugaan suap, Annas malah bilang hal lain. "Kabar baik, kabar baik," katanya sebelum masuk gedung.
 
Tersangka penerima suap Rp 2 miliar ini bakal menjalani pemeriksaan penyidik KPK. Dia diagendakan menjadi saksi untuk tersangka lain dalam kasus yang sama, seorang pengusaha di Riau bernama Gulat Medali Emas Manurung. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Riau itu disangka menyuap Annas.
 
Gubernur Annas kini ditetapkan sebagai tersangka penerima suap senilai Rp 2 miliar dalam kaitan dengan proses alih fungsi 140 hektare lahan kebun sawit di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
 
Uang itu diduga berasal dari Gulat, yang ingin peralihan status lahannya dari kategori "hutan tanaman industri" menjadi "area peruntukan lainnya".
 
Padahal, ketika belum ditangkap KPK, Annas Maamun terkenal "kasar" terhadap jurnalis. Sejak menjabat Gubernur Riau pada 19 Februari 2014, tiga kali terjadi keributan antara Annas--yang mantan Bupati Rokan Hilir--dan wartawan.
 
Pertama, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kesal karena Annas tidak hadir saat telekonferensi dengan tim penanggulangan bencana asap Riau. Media memberitakan soal ini, dan ditanggapi keras oleh Annas Maamun. Dia balik menyerang wartawan dengan menyebutkan wartawan hanya pandai menyiarkan berita bohong. Wartawan di Pekanbaru melakukan unjuk rasa karena kemarahan Annas diumbar di depan pejabat.
 
Kedua, pada 10 April 2014, ketika Gubernur Annas mengusir Syahnan Rangkuti, wartawan senior Kompas. Ketika itu Syahnan bertanya alasan Annas melantik anaknya yang sarjana ekonomi menjabat Kepala Seksi Jalan Dinas Pekerjaan Umum Riau dan menantunya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Riau.
 
Ketiga, Annas yang pernah menjadi guru melontarkan kata-kata kotor kepada wartawan yang menanyakan alasannya mengangkat anak dan menantunya sebagai pejabat.