Riau Raya

Gubri: Demi Allah Saya Tidak Lakukan Pelecehan Seksual

Jakarta - Gubernur Riau Annas Maamun menegaskan bahwa dirinya tidak pernah terlibat sama sekali dengan kasus pelecehan seksual yang diadukan anak dari tokoh pendidikan Riau Soemardi Taher, Wide Wirawati.
 
"Saya tidak pernah melakukan pelecehan seksual, saksi ada. Saya bersumpah tidak ada itu. Demi Allah saya tidak melakukan itu pelecehan seksual," ujar Annas di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2014).
 
Pada kesempatan tersebut Annas menceritakan bagaimana dirinya bisa bertemu dengan Wide Wirawati di kediaman pribadinya yang terletak di Jalan Belimbing, Pekanbaru, Riau, Jumat (30/5/2014).
 
Hal itu diakui Annas sebagai pertemuannya yang keempat. Pengakuan Annas, pertemuan dengan Wide di rumah pribadinya tidak pernah direncanakan. 
 
Kebetulan saat itu, setelah salat Jumat, Annas Maamun ada urusan untuk partai. Ia mengaku tidak pernah menggunakan rumah dinasnya untuk urusan partai. Sehingga pada pukul 14.00 WIB, sebagai ketua DPD Golkar Provinsi Riau, ia mengurus urusan partai di kediaman pribadinya.
 
Saat itu, di kediaman pribadi Annas ada Ruspan Aman selaku ketua harian DPD Partai Golkar dan Syafruddin selaku Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Riau. Mereka rapat terkait persiapan calon legislatif menjelang Pemilu Legislatif.
 
"Biasa untuk mengurus masalah-masalah Golkar, itu dilakukan di rumah saya di Jalan Belimbing," ujar Annas.
 
Saat berada di rumah pribadinya, Annas menerima pesan dari Wide. Di pesan tersebut, Wide menanyakan keberadaan gubernur. Annas pun menjawab bahwa dirinya di rumah pribadi dan mempersilakan Wide datang karena ada urusan yang harus diselesaikan Wide secepatnya terkait pertemuan Kepala Sekolah se-Provinsi Riau.
 
"Saya bilang kepada pembantu saya, Nova, bahwa bila ada tamu di depan, disuruh masuk saja," ujarnya.
 
Kemudian tak lama, Wide pun. Ia pun dipersilakan untuk masuk ke ruang tamu untuk menunggu. Lalu Wide pun duduk dan Annas pun datang. Tak lama sang gubernur pun naik ke lantai dua rumahnya untuk mengambil surat DPD Golkar.
 
Tanpa diizinkan dan diminta, justru Wide mengikuti Annas ke lantai dua dan duduk di lantai dua. Sementara Nova pembantu rumah Annas duduk di tangga. 
 
Memang dikatakan Annas, Nova selalu harus dekat dirinya bila berada di rumah supaya mudah menyuruhnya bila sang gubernur membutuhkan apa pun.
 
Saat berada di lantai dua, kata Annas, Wide meminta dirinya menandatangani surat undangan untuk para kepala sekolah sebagai pejabat yang mengetahui. Hal tersebut tidak dipermasalahkan dan surat pun ditandatanganinya.
 
Kemudian Wide menanyakan undangan tersebut akan dicetak di percetakan mana. Annas pun meminta Wide supaya mengurus sendiri untuk mencetaknya dan memberikan uang untuk mencetak sebesar Rp 10 juta.
 
"Itu uang pribadi saya. Saya simpan uang Rp 10 juta di kaos kaki dan memang biasa saya simpan uang di kaos kaki. Nah saya bilang sekarang awak saja yang cetak dan saya kasih Rp 10 juta untuk mencetaknya," tuturnya, seperti yang dilansir dari Kompas.com.
 
Saat Wide akan pulang, Annas menjelaskan posisi dirinya berdiri dan Wide. Menurutnya, Wide berdiri di sebelah kanan sambil merangkul tangan sang gubernur. Sang gubernur menganggap hal tersebut biasa saja. 
 
Ternyata pertemuan tersebut yang kini menjadi ramai diberitakan. Setelah pulang, Wide sempat mengirim pesan ke Annas bahwa pertemuan di rumah pribadi itu diintai wartawan. Tetapi Annas tidak mempermasalahkannya karena memang tidak ada hal-hal aneh yang terjadi di rumahnya.
 
Annas menganggap bersumpah apa yang dilaporkan Wide tidak pernah terjadi. Bahkan ia melihat ada unsur pemerasan dalam kasus ini. (rep01)