Pilihan
Indonesia Jadi Tim Underdog yang Belum terkalahkan di Kualifikasi Piala Dunia
Jumat, 11 Oktober 2024
BI Sebut Riau Jadi Magnet Investor di Dalam dan Luar Negeri
Jumat, 11 Oktober 2024
Mimpi Dapat Uang Banyak? Ternyata tak Selalu Melambangkan Keberuntungan
Jumat, 11 Oktober 2024
Sejumlah Wilayah Riau Masih Diguyur Hujan Disertai Petir
Jumat, 11 Oktober 2024
Putra Terbaik Riau Terpilih Jadi Delegasi Peserta MTQ di Jerman
Jumat, 11 Oktober 2024
Korban Pelecehan Tantang Gubernur Riau Bersumpah di Masjid Istiqlal
Selasa, 02 September 2014 - 12:05:00 WIB
PEKANBARU - Perempuan yang melaporkan Gubernur Riau Annas Maamun ke polisi, Wide Wirawaty, dalam kasus dugaan kejahatan pelecehan seksual dan asusila, membantah ada motif pemerasan maupun politik yang melatarbelakangi dirinya mengadukan orang nomor satu di Provinsi Riau itu ke penegak hukum.
"Ini murni, tak ada sedikit pun unsur-unsur politik dan pemerasan," kata Wide melalui pesan singkat yang diterima Antara di Pekanbaru, Senin (1/9/2014) sore.
Putri kelima dari tokoh pendidikan Riau dan mantan anggota DPD RI Soemardi Thaher itu menyatakan berani mengadukan Gubernur Riau ke polisi demi mewakili para perempuan yang diduga sudah dizalimi dan ternodai oleh terlapor.
"Perjuangan saya murni didasari nurani seorang wanita agar tidak ada lagi korban-korban kebejatan Annas Maamun selanjutnya," tegasnya.
Untuk mempertanggungjawabkan tindakannya, ia menyatakan siap diuji dengan alat deteksi kebohongan dan karena itu Wide juga meminta sang Gubernur pun mau untuk melakukan hal yang sama.
"Saya juga siap melakukan sumpah dan menantang AM (Annas Maamun) untuk sumpah bersama-sama di dalam Masjid Istiqlal Jakarta, dihadiri para ulama terkemuka dan Menteri Agama, serta tokoh-tokoh Riau," ujarnya.
Disumpah pakai Al Quran
Pada hari yang sama Kepala Biro Humas Setda Prov Riau, Joserizal Zen, mengatakan Gubernur Riau Annas Maamun membantah tuduhan telah melecehkan Wide Wirawaty.
Joserizal mengaku telah menanyakan perihal kasus dugaan asusila itu kepada Annas Maamun saat rapat pembahasan APBD Perubahan di kediaman Gubernur Riau di Pekanbaru, Senin siang.
"Ketika saya tanyakan kebenaran kasus itu, Gubernur menyebutkan tidak melakukannya. Itu fitnah," kata Joserizal Zen menirukan perkataan Gubernur Anas Maamun.
Menurut dia, Annas mengatakan, kabar tentang kasus asusila tersebut telah sampai juga ke istrinya Latifa Hanum dan membuat pasangan suami-istri itu bersitegang.
"Gubernur mengatakan ia sampai harus bersumpah pakai Al Quran di depan istirinya," kata Joserizal.
Menurut dia, isu asusila itu sebenarnya mulai merebak sejak dua bulan lalu dan semenjak itu gubernur menginstruksikan kepada jajarannya untuk tidak sembarangan menerima tamu perempuan.
"Sejak adanya berbagai isu ini Pak Gubernur sejak bulan lalu melarang kami untuk menerima tamu perempuan sendiri. Harus dengan suami, karena nanti menimbulkan fitnah," ujarnya.
Joserizal mengatakan, Gubernur akan mempelajari kasus yang telah dilaporkan ke polisi itu, dan menyatakan siap menjalani proses hukum. "Beliau juga mempertimbangkan untuk melakukan proses hukum selanjutnya karena ini sudah menyangkut personal," ujarnya.
Ia menilai kasus tersebut kemungkinan dipicu karena ada pihak yang tidak senang dengan kebijakan rasionalisasi anggaran Annas Maamun yang memangkas sebagian besar proyek di APBD Riau 2014 karena dinilai anggarannya tidak wajar. "Mungkin ada yang tidak suka dan merasa terzalimi," ujarnya.
Gubernur dilaporkan berbuat asusila
Sebelumnya, Soemardi Thaher ayah dari Wide Wirawaty mengatakan, anaknya telah melaporkan Gubernur Riau Annas Maamun ke polisi karena dugaan kasus asusila. Berdasarkan Tanda Bukti Lapor, Wide Wirawaty melapor ke Bareskrim Polri pada 27 Agustus 2014 dengan laporan polisi Nomor LP/797/VIII/2014/Bareskrim dengan terlapor Gubernur Riau Annas Maamun.
Perkara yang dilaporkan adalah tindak pidana dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan.
Selain itu, Soemardi Thaher juga mengatakan, setelah kejadian tindakan asusila tersebut, muncul berbagai bentuk tindakan Annas Maamun lainnya sebagai upaya menutupi kasus tersebut, tetapi hal itu malah memperkuat bukti bahwa tindakan asusila itu benar adanya.
Soemardi mengatakan, Wide memiliki rekaman pembicaraan telepon dengan Annas yang mengatakan ada orang yang mengaku meminta uang Rp 4 miliar ke Gubernur dengan mengancam kasus ini akan dibuka ke publik.
"Kasus ini dibiaskan menjadi kasus pemerasan dan unsur politik untuk menjatuhkan Gubernur. Tapi itu akal-akalan dia (Annas) saja. Kalau saya yang meminta uang itu, laporkan saya kepada polisi. Atau kalau Wide yang meminta, polisikan saja dia," tegas Soemardi. (rep01/kompas)
LAINNYA
- Serah Terima Jabatan Bupati dan Wakil Bupati Rohil Periode 2021-2026
- Meranti Jadi Pilot Project Desiminasi Informasi
- MUI Riau Minta Imigran Pahami Budaya Melayu
- Diguyur Hujan Seharian, Kota Pekanbaru Tergenang Banjir
- CPNS Data Base K2 Tahap Uji Publik
- Harga Premium Turun, Pengecer Masih Jual Bensin Rp 10 Ribu Per Liter
Tulis Komentar