Nasional

Harga BBM Naik, Daya Beli Masyarakat Turun

JAKARTA-Kepala Ekonom Danareksa Sekuritas Purbaya Yudhisadewa mengatakan pemerintah harus mewaspadai terhadap daya beli masyarakat yang turun akibat rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebentar lagi. Sebab, rencana menaikkan harga BBM bersubsidi ini akan menimbulkan kenaikan inflasi hingga 7,5 persen secara tahunan.

Asumsinya, setiap kenaikan harga BBM 10 persen, maka akan menimbulkan tambahan inflasi 0,7 bps. Jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM bersubsidi untuk premium Rp 2.000 per liter dan solar Rp 1.000 per liter, maka ada asumsi inflasi bertambah menjadi 2,5 di akhir tahun.

Adapun, target inflasi pemerintah di akhir tahun ini sekitar 4,9 persen, sehingga kemungkinan inflasi bisa mencapai sekitar 7,5 persen di 2013. "Tentu ini (kenaikan harga BBM bersubsidi) pasti ada dampak, khususnya ke daya beli masyarakat. Biasanya setiap harga BBM naik, maka ekonomi cenderung stagnan dalam 6-9 bulan ke depan," kata Purbaya saat ditemui di kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Selasa (14/5).

Saat ini, kekhawatiran terhadap inflasi yang melonjak akan menjadi fokus pemerintah dan Bank Indonesia untuk bisa menjaga inflasi sesuai targetnya. Sebab, bagaimanapun, pemerintah telah mengantisipasi kenaikan harga BBM bersubsidi ini dengan mewaspadai kenaikan harga bahan pangan di segala sisi.

"Bila inflasi sekitar 7,5 persen, maka BI pasti merespon akan menaikkan suku bunga acuan BI (BI Rate). Tapi saya tidak tahu kapan BI akan mengubah BI rate-nya," tambahnya. Saat inipun, pemerintah juga masih gamang untuk menaikkan harga BBM bersubsidi termasuk dalam sisi waktu yang tepat. Sebab dalam dua bulan ini, risiko inflasi semakin tinggi akibat ada liburan panjang sekolah, rencana puasa Ramadhan dan jelang lebaran. (rep02)