Riau Raya

Tips Puasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Manfaat air susu ibu (ASI) belum tergantikan bagi bayi. Tapi, saat ibu menjalankan puasa Ramadan, apakah nilai gizi ASI tidak terpengaruh? Demikian juga bagi ibu hamil, bolehkah tetap berpuasa?
 
Berpuasa berarti membatasi waktu makan dan minum cuma pada malam hari, dari Magrib hingga menjelang Subuh. Kondisi ini yang dikhawatirkan mempengaruhi nilai gizi ASI, maupun asupan bagi janin dalam kandungan ibu hamil.
 
Padahal, perubahan jadwal makan dari siang menjadi malam hari tidaklah merubah jumlah asupan makanan yang dikonsumsi, asal ibu tetap makan tiga kali sehari pada malam hari. Tentu saja dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang terdiri dari 50 persen karbohidrat, 30 persen protein, dan 10-20 persen lemak.
 
Ibu menyusui memerlukan tambahan sekitar 700 kalori per hari, 500 kalori diambil dari makanan ibu, dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Karenanya, ibu menyusui yang sedang berpuasa harus tetap mempertahankan pola makan 3 kali sehari dengan menu gizi seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa, dan menjelang tidur sesudah salat Tarawih. Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas siang hari.  Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan sari makanan yang bagus untuk anak.
 
Selain itu, perbanyak konsumsi cairan, mulai dari berbuka hingga sahur. Jika bisa minum air putih minimal dua liter ditambah jus buah, teh hangat dan susu. Bahkan, meminum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat juga akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui. Kareanya, jangan khawatir ASI akan berkurang saat ibu berpuasa, karena selama bayi rajin menyusu, maka produksi ASI akan semakin lancar.
 
Demikian juga bagi ibu hamil yang ingin tetap berpuasa, karena pasti ada yang terasa kurang jika kita tidak berpuasa saat Ramadan. Apalagi, dari segi kesehatan tidak ada larangan bagi ibu hamil untuk tetap berpuasa, asal kondisi bayi dalam kandungan dinyatakan sehat oleh dokter. Jika kondisi ibu sehat dan pertumbuhan janin dinyatakan bagus oleh dokter, tidak ada salahnya untuk berpuasa. Kecuali jika ibu merasa lemas dan berat janin tidak bertambah.
 
Sebagaimana ibu menyusui, asupan gizi bagi ibu hamil juga harus memenuhi nilai gizi yang seimbang, termasuk konsumsi susu dan vitamin. Karenanya, agar bayi dalam kandung tetap sehat dan bertumbuh sempurna, ibu hamil harus mengonsumsi makanan sehat dengan jumlah yang cukup untuk ibu dan bayi yang dikandungnya. Jadwal puasa siang hari tidaklah mempengaruhi asupan gisi, selama ibu tetap makan tiga kali di malam hari, yaitu sahur, berbuka, dan sesudah Tarawih.
 
Walaupun tidak makan selama 14 jam saat berpuasa, komposisi ASI ternyata tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya dibandingkan saat tidak berpuasa. Pasalnya, tubuh ibu akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak dan protein serta vitamin dan mineral, dari simpanan tubuh. 
 
Begitu berbuka, tubuh akan mengganti cadangan zat-zat gizi tadi, sehingga ibu tidak akan kekurangan zat gizi untuk memenuhi aktivitas serta mempertahankan kesehatan tubuhnya. Komposisi ASI baru akan berkurang pada ibu yang menderita kurang gizi berat, karena tidak ada lagi cadangan zat gizi yang dapat memasok produksi ASI yang lengkap.
 
Bunda, kita tentu ingin selalu memberi yang terbaik bagi buah hati tercinta. Demikian juga ketika Ramadan seperti saat ini, kita tetap ingin puasa, tapi tentu saja tidak mau kekurangan ASI bergizi. Karenanya, jangan lupa untuk mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang agar produksi ASI tidak terpengaruh. Dan yang penting jangan lupa, untuk konsultasi dulu dengan dokter apakah memungkinkan bagi bunda untuk tetap berpuasa tanpa mengorbankan asupan gizi bagi anak tercinta. (rep05/rpc)