Nasional

Konflik Irak Memanas, Minyak WTI Naik ke USD117/Barel

MELBOURNE – Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent naik untuk hari ketiga. Minyak mentah naik karena para pemberontak militan ISIL merebut lebih banyak wilayah di Irak. 
 
Presiden Barack Obama pun memperingatkan bahwa langkah yang dilakukan oleh para militan ini dapat menyebar ke negara-negara lain. Minyak mentah berjangka untuk pengiriman Agustus naik sebanyak 0,6 persen di New York. 
 
Para pejuang dari negara Islam di Irak dan Levant, sebuah kelompok yang memisahkan diri Al Qaeda, menguasai perbatasan Irak dengan Yordania dan Suriah. Obama mengatakan bahwa konflik ini bisa menyebar ke sekutu mereka seperti Yordania. 
 
"Ada risiko yang cukup signifikan pada harga sekarang. Jika harga terus meningkat dengan cepat maka Baghdad di bawah ancaman, kita mungkin akan melihat premi risiko naik lebih tinggi," kata Kepala Analis di CMC Markets, Ric Spooner, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (23/6/2014). 
 
WTI untuk pengiriman Agustus naik 62 sen ke USD107,45 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Kontrak Juli berakhir pada USD107,26 pada 20 Juni. Volume semua perdagangan berjangka berada 31 persen di atas rata-rata 100 hari perdagangan. 
 
Brent untuk pengiriman Agustus naik 34 sen menjadi USD115,15 per barel di London berbasis ICE Futures Europe. Minyak mentah patokan Eropa dan AS diperdagangkan dengan premi sebesar USD7,90 per barel dari USD7,98 per barel. 
 
Sekadar informasi, kelompok militan ISIL menguasai wilayah perbatasan Irak dengan Suriah. Wilayah itu dikuasai setelah pertempuran antara ISIL dan prajurit Irak. 
 
Pertempuran antara kedua pihak yang berseteru ini menewaskan 30 prajurit Irak. Dikuasainya perbatasan ini merupakan pukulan telak bagi pemerintahan Perdana Menteri Nouri al Maliki. (rep01/ozc)