Politik

Jokowi-JK Raih Suara 70 Persen disini

AMBON - Ketua DPP PDIP, Komaruddin Watubun memandang perlu pasangan Capres dan Cawapres, Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) meraih 70 persen suara saat penyelenggaraan pemilihan pada 9 Juli 2014 di Maluku
 
"Maluku adalah 'kantong' PDIP yang dengan dukungan partai pengusung lainnya yakni PKB, Nasdem dan Hanura, maka kemenangan 70 persen itu harus diraih agar mendukung tabulasi kemenangan secara nasional," katanya, di Ambon, Jumat.
 
Pertimbangannya, infrastruktur partai politik (Parpol) pengusung yang keterwakilannya di DPRD Maluku tercatat 50 persen lebih dari 45 legislator periode 2014-2019. Begitu pun, figur Jokowi-JK yang dikenal dekat dengan masyarakat dan bertindak tegas dalam mengemban tugas.
 
"Jadi harus dioptimalkan 'kelebihan' dari pasangan Jokowi-JK tersebut untuk menarik simpati pemilih yang berdasarkan tabulasi sementara KPU Maluku lebih dari 1,2 juta orang," ujar Komaruddin.
 
Sedangkan, daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Legislatif (Pileg) pada 9 April 2014 sebanyak 1.181.065 orang. Dia menilai, ketokohan JK sebagai juru damai berbagai konflik sosial di Tanah Air juga turut mendongkrat popularitasnya di masyakarat.
 
"Pastinya peranan JK dalam mengfasilitasi perjanjian Malino II pada 12 Februari 2002, menyusul konflik sosial di Maluku sejak 1999 mengingatkan masyarakat di daerah ini sebagai figur yang pantas memimpin Indonesa bersama Jokowi lima tahun ke depan," kata Komaruddin.
 
Sebelumnya, Ketua DPD PDIP Maluku, Karel Albert Ralahalu optimistis Jokowi-JK terpilih menjadi Presiden dan Wapres periode 2014-2019, maka akan melanggengkan perdamaian di daerah ini. "Jokowi-JK kan diusung PDIP, makanya kepemimpinan mereka pastinya strategis dalam memelihara perdamaian di Maluku," katanya.
 
Apalagi, lanjutnya, saya dalam kapasitas sebagai Gubernur Maluku dua periode (2003-2008 dan 2008-2013) yang berakhir pada 15 September 2013 telah meletakkan dasar perdamaian, menyusul tragedi kemanusiaan sejak 1999.
 
"Jadi sekiranya Jokowi-JK terpilih memimpin Indonesia lima tahun ke depan, maka perdamaian di Maluku juga langgeng," ujar Karel.
 
Begitu pun perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan hampir dua juta jiwa penduduk Maluku. Karena itu, Karel tidak meragukan simpati masyarakat Maluku kepada pasangan Jokowi-JK yang diusung PDIP, PKB, Nasdem dan Hanura untuk memilih keduanya pada 9 Juli 2014.
 
Pertimbangannya JK sudah tidak asing dengan masyarakat Maluku yang mengetahui secara pasti kontribusinya dalam memfasilitasi perjanjian Malino II untuk menghentikan pertikaian di daerah ini. "Saya optimistis 10 tahun telah meletakan dasar perdamaian dan pembangunan di Maluku akan dilanjutkan Jokowi-JK untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga jangan ragu memilih pasangan ini," kata Karel Ralahalu. (rep01/tpc)