Nasional

Kontak Terakhir Ade Sara sebelum Ditemukan Tewas

Ade Sara Angelina Suroto (19) sempat berkomunikasi dengan salah satu teman lesnya, Nadia Amanda Pritami (22), dan memberitahukan kabar terakhirnya sebelum pembunuhan terjadi. 
 
Nadia mengatakan saat itu Ade Sara mengaku tengah menunggu pacar temannya di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat. Nadia mengontak Sara karena Sara tidak kunjung tiba di tempat mereka mengikuti les Bahasa Jerman di Goethe Institute, Jalan Sam Ratulangi,  Jakarta Pusat.
 
"Jam 18.31 itu aku Whatsapp, 'lagi di mana'," cerita Nadia, ditemui saat prosesi pemakaman Sara di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2014). 
 
Menurut Nadia, Sara mengatakan dia sedang menunggu seorang perempuan, pacar temannya. Kata Sara, pacar temannya itu bermaksud mendaftar di tempat les mereka. 
 
"Aku lagi di stasiun Gondangdia tungguin teman aku, bukan teman deng, ceweknya teman aku," ucap Nadia menirukan pesan korban. 
 
Nadia merasa heran karena seharusnya Sara mengikuti les mulai pukul 18.30 WIB. Sebab, menurut Nadia, Sara bukan pribadi yang suka datang terlambat ataupun absen di tempat les. Sampai dengan lewat jam masuk les, Sara tak kunjung datang. 
 
Dia kemudian menerima lagi pesan Sara. "Sumpah Kak, aku benci banget keadaannya kayak gini," ujar Nadia melanjutkan perkataan korban. Setelah itu dia tidak ada lagi pesan dari Sara.
 
Nadia menyatakan, tidak tahu siapa pacar teman korban yang dimaksud. Sampai pada pukul 20.00, korban juga tak kunjung terlihat. Nadia lalu mencoba untuk kembali mengontak korban. 
 
"Aku telepon pertama nyambung tapi enggak diangkat. Aku telpon kedua kali dia juga enggak angkat," ujar Nadia. 
 
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, korban bertemu dengan Assyifa Ramadhani (19), pacar Ahmad Imam Al Hafitd (19) di stasiun tersebut sebelum pembunuhan dilakukan. 
 
Hal itu menurut Rikwanto berdasarkan keterangan teman les korban. "Akhirnya (Assyifa dan Hafitd) jadi salah satu orang yang dicurigai," ujar Rikwanto. 
 
Hafitd dan Assyifa ditangkap di lokasi berbeda. Dalam pemeriksaan keduanya mengaku bahwa mereka membunuh Sara. Rikwanto menjelaskan, Hafitd sengaja meminta pacarnya untuk membuat janji bertemu dengan Sara di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat. 
 
"Korban ketemu dengan dia dan bicara, dibawa ke mobil HF. Di mobil berbicara sebentar dan (korban) tidak suka. Sarah mau melarikan diri dan ditarik kemudian dilanjut dengan penganiayaan," ujar Rikwanto. 
 
Sara dianiaya dengan cara dipukul dan disetrum dan lalu disumpal mulutnya dengan koran. Hasil visum menunjukan korban meninggal dunia akibat kertas yang menyumbat tenggorokan korban. (Rep01)