Menhut: Presiden SBY Sangat Risau Karhutla di Riau
PEKANBARU-Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono mulai pantau Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau. Kejadian Karhutla yang saat ini terjadi jangan sampai seperti tahun lalu, hingga membuat kepala negara meminta maaf dengan negara tetangga.
"Jangan sampai tahun lalu. Ini pak Presiden juga sudah bertanya. Kita harus malu, sampai Presiden meminta maaf dengan negara tetangga lagi," kata Menhut Zulkifli Hasan, di hadapan Gubernur Riau Annas Maamun, di Posko Satgas Bencana Asap Lanud Roesmin Nurjadin, Rabu (5/3).
Hadir juga pada pertemuan itu, Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman, Komandan Satgas yang juga Dandrem Riau Brigjend TNI Prihadi Agus Irianto, dan Kapolda Riau Condro Kirono.
Menurut Menhut, berdasarkan data Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) sudah mulai bergerak ke arah timur. Artinya potensi asap akibat Karhutla di Riau sudah bergerak menuju ke negara-negara tetangga seperti Singapura.
"Angin sekarang mulai mengarah ke sana. Karena itu, secepatnya harus segera ditanggulangi. Jangan sampai Karhutla lebih meluas lagi," papar Menhut.
Lebih lanjut kata Menhut, kedatangannya ke Riau terkait Karhutla rasanya baru saja terjadi. Dimana pada Mei tahun lalu, bencana asap juga melanda Riau, hingga membuat negara tetangga mengkritik, yang berujung minta maafnya Presiden SBY.
"Rasanya baru kemarin ke sini. Sekarang mulai lagi ada asap," ungkap Menhut.
Menhut mengingatkan, Karhutla yang terjadi pada saat ini, memang tak terleas karena faktor alam. Dimana ketika cuaca ekstrim melanda, sedikit saja ada percikan api, akan mudah terbakar.
Namun begitu kata Menhut, melihat kabut asap yang begitu hebatnya ini, tentu juga karena ada pembakaran lahan yang dilakukan secara sengaja oleh pihak tertentu. Menhut pun menghimbau kepada seluruh pihak, baik masyarakat mau pun perusahaan agar saat membuka lahan tidak dilakukan dengan cara membakar.(rep05)
Tulis Komentar