Ingin Berguna buat Orang Banyak
SOSOK Mardianto Manan sewaktu kecil dikenal dengan nama Edi ini dilahirkan di Pasarbaru, Pangean, Kuansing tanggal 03 November 1969 putra dari H Abd. Manan dan Hj Roslaini memiliki 6 saudara. Setelah dia besar dikenal dengan nama Edi Monan. Dan beliau dikenal di Bumi Lancang Kuning ini, dengan nama Ir Mardianto Manan MT.
Mardianto Manan dikenal di negeri kelahirannya sebagai pembela masyarakat yang tertindas. Dia berjuang di negeri kelahirannya, akibat adanya dari pembodohan dan penipuan secara besar oleh pihak pihak yang berkepentingan. Hasil perjuangan yang digerakkan oleh Mardianto Manan membawa hasil yang positif. Buktinya di Negeri Pangean ada yang disebut dengan 'Kobun Nagori' atau Kebun Kampung dan para investor yang ada di Pangean diharuskan membayar fee (setoran) kepada Nagori Pangean.
Sampai sekarang kondisi ini tetap bertahan, Mardianto Manan dkk tidak mengharap imbalan dari perjuangannya. Buktinya tidak ada satu hektare pun aset kebun pribadi Mardianto Manan di negeri kelahirannya walau banyak tawaran.
Motivasi Mardianto Manan maju sebagai calon anggota legislatif karena ingin membantu orang banyak. Cara melakukan sosialisasi yang dilakukan dengan mendatangi masyarakat langsung dari rumah ke rumah (door to door). Dia memberi pemahaman kepada masyarakat kalau Pemilu itu soal gertak mengertak atau bukan soal uang. Mardianto mencoba menjelaskan fungsi dewan adalah sebagai penyambung lidah rakyat atau penyampai aspirasi yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Memang awalnya berat melakukan sosialisasi seperti itu. Karena yang pertama ditanya warga adalah baju kaos, jilbab, bola voli dan asesioris lainnya. Ini akibat pendekatan yang salah dilakukan caleg selama ini. Pendekatan kepada warga hanya dilakukan sekali lima tahun saat akan Pemilu. Sehingga suara warga dihargai dengan bola voli, baju kaos, jilbab dan lainnya. "Setelah terpilih mereka tak pernah datang lagi menjenguk warga karena merasa sudah cukup dengan pemberian selama ini," katanya dosen Fakultas Tekhnik Jurusan Planologi Universiats Islam Riau ini.
Setidaknya sudah ada 40 desa yang dikunjunginya dengan metode pendekatan ini. Dan semuanya dilakukan di rumah warga. "Yang kita sentuh hati nurani mereka. Karena saya juga tidak bisa memberi dan menjanjikan apa-apa kepada mereka," kata caleg untuk DPRD Riau dari Partai Amanat Nasional nomor urut 1 dari Dapil Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi ini. (rep1)


Tulis Komentar