Nasional

Kadin Desak Monopoli PLN Distop

ilustrasi

PEKANBARU - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau mendesak pemerintah segera menghentikan monopoli listrik PT PLN. Sehingga, pemerintah daerah maupun swasta bisa menyediakan kebutuhan energi listrik.

"Selama 68 tahun Indonesia merdeka, PLN selalu bermasalah terutama di Riau. Dulu sewaktu telekomunikasi dikuasai Telkom, rakyat dan pelaku usaha sulit mendapatkan akses komunikasi yang mudah dan murah," ujar Direktur Eksekutif Kadin Riau, Muhammad Herwan di Pekanbaru, Senin, (30/9/2013).

Menurut Herwan, penghapusan monopoli listrik oleh PLN dengan memberikan keleluasaan pada pemerintah daerah atau masyarakat untuk menyediakan kebutuhan listrik tidak bisa ditunda lagi.

"Itu bisa terjadi, jika pemimpin benar-benar serius dan berpihak kepada rakyat. Seperti saat sekarang ini di Riau, pemadaman bergilir berlangsung empat jam dalam sehari dan membuat pelaku usaha menghentikan operasinya karena bergantung listrik PLN," tegasnya.

Terkait dengan "byar pet" di Riau yang terjadi sejak Maret 2013, saran dia, harus segera dilakukan audit komperhensif mulai dari manajemen, sumber daya manusia, pembangkit, teknologi dan finansial terhadap keberadadaan PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR).

"Pendeknya, tingkatkan dulu pelayanan seperti penyedian listrik untuk rakyat dan benahi profesionalisme PLN. Jangan hanya pasrah dengan kondisi alam, diperbudak teknologi dan naikkan tarif listrik," katanya.

Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Riau tahun 2012, di Riau terdapat 484.289 unit UKM dan pada bulan April tahun 2013 jumlahnya menjadi 490.396 unit UKM.

Ekonom Edi Ariyanto mengatakan, elektrifikasi di Riau mencapai 60 persen. Pada waktu beban puncak konsumsi energi listrik sekitar 450,7 Mega Watt dengan kemampuan pembangkit PLN WRKR sekitar 316,3 Mega Watt.

"Dengan kata lain, PLN WRKR masih kekurangan daya sekitar 134,4 Mega Watt yang ditutupi dari interkoneksi Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang sedang bermasalah. Apalagi konsumsi energi listrik di Riau cukup tinggi mencapai 15 persen," katanya seperti dikutip dari antara.com. (rep1))