Pilihan
Mendagri: Tanggung Jawab Kepala Daerah ke Rakyat, Bukan Partai
Sabtu, 22 Februari 2025
Cuti Bersama 2025 dan Libur Awal Ramadhan 1446 H Resmi Ditetapkan
Sabtu, 22 Februari 2025
Gubri Abdul Wahid Sampaikan Program 100 Hari Kerja Usai Dilantik
Jumat, 21 Februari 2025
Jokowi Imbau Kepala Daerah PDIP Hadir Retret: Ini Urusan Pemerintahan
Jumat, 21 Februari 2025
Setelah di Lantik Presiden, Masyarakat Rohil Menunggu Janji Manis Bupati dan Wakil Bupati Yang Baru
Kamis, 20 Februari 2025

Dipaksa Nikah, Gadis 8 Tahun Ini Tewas di Malam Pertama
Rabu, 11 September 2013 - 12:51:00 WIB

KUWAIT CITY - Seorang gadis kecil berusia 8 tahun di Yaman yang dinikahi pria berusia 5 kali lebih tua dari dirinya, tewas di malam pertama pernikahannya. Bocah bernama Rawan itu meninggal dunia akibat pendarahan di alat vitalnya.
Kabar meninggalnya pengantin cilik ini mengundang kemarahan warga Yaman dan meminta pemerintah menjatuhkan sanksi berat kepada keluarga yang telah memaksakan pernikahan tak lazim itu.
Surat kabar harian terbitan Kuwait, Al Watan, Minggu (8/9) melaporkan, gadis kecil bernama Rawan itu meninggal dunia diyakini akibat menderita luka di alat kelaminnya dan sejumlah pendarahan dalam.
Para aktivis HAM di Yaman mendesak polisi lokal untuk menangkap sang pengantin pria, keluarga Rawan, dan membawa mereka ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Para aktivis berharap jika pemerintah menangani kasus yang terjadi di kota Hardh, Provinsi Hajjah ini, maka bisa menjadi alasan kuat untuk menghentikan praktik pernikahan dini di negeri itu.
Setelah harian Kuwait Al Watan mengabarkan kisah itu, para bloger di negeri kaya minyak itu mengecam keluarga Rawan dan pengantin pria.
Seorang bloger dengan identitas Angry Man mengatakan, si pengantin pria sangat layak dihukum seberat-beratnya karena kejahatan yang dilakukannya.
''Semua yang mendukung kejahatan ini harus dihukum,'' ujar Angry Man.
Bloger lain mengatakan, seharusnya keluarganya menyadari bahwa Rawan masih terlalu muda untuk menikah.
''Keluarganya dan pengantin pria seharusnya menunggu beberapa tahun sebelum menikahinya,'' kata bloger bernama Sad.
''Kondisi ini sangat tidak adil dan semua pernikahan seperti ini harus dihapuskan meski mereka meyakini hal ini sebagai bagian budaya mereka,'' tambah Sad.
Sementara itu, bloger dengan nama Bu Omar mengaku sangat terganggu mengetahui kisah tragis Rawan ini.
''Keluarga Rawan bukan manusia. Mereka tak pantas memiliki anak,'' kata dia. (rep03)
LAINNYA
- Pesta Ekstasi, PNS Pemko Pekanbaru Disidang
- Diberi Mimpi Anak Masuk Polisi dan PNS, Uang Rp250 Juta Raib
- Konflik Lima Desa, Pemprov Belum Temukan Dua Bupati
- Sttt, Rano Karno Disebut Terima Uang Rp1,2 M dari Wawan
- Usai Kencan dengan Waria, Riko Tewas dengan Enam Tusukan
- Dua Karyawan Ini Sukses Bobol Uang Perusahaan Rp 5,3 miliar
Tulis Komentar