Nasional

Pusat Siapkan Hujan Buatan Rp25 Miliar

JAKARTA-Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, menyatakan BNPB menyiapkan dana Rp25 miliar untuk menurunkan hujan buatan. Hujan buatan kali ini untuk menanggulangi kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Riau yang disebut telah menyebabkan menurunnya kualitas udara di Singapura.

"Dana tersebut berasal dari dana siap pakai BNPB," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (20/6).

Sutopo menjelaskan, proyek hujan buatan tersebut dilaksanakan atas kerjasama antara BNPB dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. "BNPB sebagai koordinator dan BPPT sebagai pelaksana hujan buatan tersebut," kata dia.

Menurut Sutopo, pantauan titik api pada 18 Juni lalu berdasarkan data satelit NOAA18 di Kementerian Kehutanan menunjukkan di Riau terdapat 148 titik, 26 titik di Jambi, 22 titik di Kalimantan Barat, enam titik di Sumatera Selatan dan lima titik di Sumatera Barat. Menurut Sutopo, jumlah tersebut tergolong kecil jika dibandingkan puncak kemarau yang mencapai ribuan titik api.

Dari 850 hektare lahan gambut yang terbakar, kata Sutopo, 650 hektare sudah dipadamkan. "Sampai saat ini upaya pemadaman masih berlangsung," ujarnya seperti dilansir tempo.co.

Sutopo menambahkan, rekayasa cuaca seperti ini pernah dilakukan di wilayah Jakarta pada Februari-Maret lalu. Yaitu dengan memindahkan awan hujan ke tempat yang diinginkan. Sedangkan di Riau sebaliknya. Tim gabungan akan mengupayakan agar hujan turun di wilayah yang memiliki banyak titik api.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, Said Saqlul kepada Metro Riau di Pekanbaru mengakui hujan buatan akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

Sementara itu, Malaysia dan Singapura terus mendesak Indonesia untuk segera mengatasi masalah kabut asap akibat Karhutla ini. "Singapura telah kehilangan kesabaran. Mereka merasa marah dan tertekan," tulis Channel News Asia.

Dalam akun Facebook-nya, Vivian Balakrishnan, Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura, mengatakan tidak ada satu negara atau korporasi apa pun yang memiliki hak untuk mencemari udara dengan mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan warga Singapura.

Oleh sebab itu, Singapura menawarkan bantuannya kepada Indonesia untuk bersama-sama mengatasi masalah ini. Tak hanya Singapura, Malaysia juga membuka diri untuk memberikan bantuannya. Sebab, menurut klaim Indonesia, Malaysia dan Singapura juga turut andil dalam masalah ini. Indonesia mengklaim bahwa kebakaran ini terjadi karena perusahaan milik Indonesia, Malaysia dan Singapura telah lalai dan bertindak ilegal.

Namun, tawaran ini ditolak oleh Indonesia. "Kami lebih suka menggunakan anggaran nasional kami sendiri," ujar Menko Kesra Agung Laksono seusai pertemuan darurat dengan Andrew Tan dari Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) di Jakarta yang membahas masalah kabut asap ini. (rep05)