Weleh, Rupanya Pembakar Lahan Tak Takut pada Helikopter atau F-16
Jakarta-Pembakar lahan dan hutan seringkali terkesan ibarat main kucing-kucingan. Akibatnya, setiap tahun ada saja kasus pembakaran lahan. Karena itu, patroli pemantauan tidak cukup hanya dilakukan melalui udara, tetapi juga di darat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pemantauan lewat jalur darat sangat diperlukan. Sebab, apabila satgas tim gabungan itu hanya memantau lewat udara saja, masyarakat dan oknum korporasi akan terus melakukan pembakaran.
"Kenapa melakukan patroli di darat, karena masyarakat biar ada helikopter dan F16 lewat tidak takut. Karena kalau pakai helikopter mereka bisa ngumpet di bawah, sehingga membakarnya kucing-kucingan. Tapi kalau lewat patroli darat ada baju orange ada polisi mereka akan takut," ujar Sutopo di Kantor BNPB, Jalan Raya Pramuka, Jakarta, Senin (29/8/2016).
Sutopo mengaku tidak jarang satgas gabungan menemukan sisa-sisa obor di lokasi kebakaran. Karena itu, pihaknya tidak ingin kecolongan dan akan terus memantau lewat udara dan darat. "Kita menemukan ada sisa-sisa obor, jadi patroli ada yang di darat dan udara," katanya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pada 2016 ini personel untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan setidaknya berjumlah sekitar 7.000 orang. Mereka terdiri dari, BNPB, BPBD, TNI, polisi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sutopo menambahkan, wilayah yang pernah terbakar juga terus dipantau oleh tim gabungan tersebut. Pasalnya satgas ini tidak ingin kecolongan seperti tahun 2015 silam, di mana masyarakat melakukan pembakaran lagi di tempat yang sama.(rep05/rpc)
Tulis Komentar