Pilihan
Mendagri: Tanggung Jawab Kepala Daerah ke Rakyat, Bukan Partai
Sabtu, 22 Februari 2025
Cuti Bersama 2025 dan Libur Awal Ramadhan 1446 H Resmi Ditetapkan
Sabtu, 22 Februari 2025
Gubri Abdul Wahid Sampaikan Program 100 Hari Kerja Usai Dilantik
Jumat, 21 Februari 2025
Jokowi Imbau Kepala Daerah PDIP Hadir Retret: Ini Urusan Pemerintahan
Jumat, 21 Februari 2025
Setelah di Lantik Presiden, Masyarakat Rohil Menunggu Janji Manis Bupati dan Wakil Bupati Yang Baru
Kamis, 20 Februari 2025

Akhirnya Kebijakan Satu Anak Satu Keluarga di China Berakhir
Jumat, 30 Oktober 2015 - 01:35:00 WIB

BEIJING – Keputusan Pemerintah China yang akan segera mengakhiri kebijakan satu anak satu keluarga rupanya disambut positif oleh warganya. Mayoritas warga China ternyata sangat ingin memiliki anak kedua dalam keluarganya.
“Mendengar kabar tersebut, saya seperti mimpi. Saya dan keluarga sudah menantikan hal ini selama bertahun-tahun. Saya bahkan menangis ketika terbangun dari tidur dan mengetahui bahwa hal itu belum dapat terjadi,” ujar seorang warga Guangzhou, Su Weihua, seperti dikutip ABC News, Jumat (30/10/2015).
Sementara itu, seorang warga Beijing bernama Wei Guang mengaku sangat bersyukur mendengar kabar baik tersebut.
“Saya sangat bersyukur kami akhirnya dapat mengambil keputusan dalam memilih akan mempunyai satu anak atau dua. Sebagai seorang ayah, saya tentunya ingin mempunyai anak kedua, begitu pula dengan istri saya,” ucap Wei Guang yang baru memiliki putra berusia delapan tahun.
Sebagaimana diberitakan, Pemerintah China dilaporkan akan mengakhiri kebijakan satu anak satu keluarga. Pengumuman itu disampaikan oleh Partai Komunis China yang dikutip oleh kantor berita China, Xinhua. Pasangan suami-istri nantinya akan diperbolehkan untuk mempunyai dua anak.
Kebijakan satu anak satu keluarga sejatinya mulai diperkenalkan pada 1979. Tujuan dari kebijakan itu adalah untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertumbuhan populasi. Kebijakan tersebut telah berhasil mengurangi angka kelahiran di China hingga 400 juta kelahiran hingga saat ini.
Keluarga atau pasangan yang melanggar kebijakan ini akan mendapatkan hukuman yang berbeda-beda. Hukuman dapat berupa denda atau bisa dikeluarkan dari pekerjaan. (rep5)
LAINNYA
- Karena Ustad Uje, Ustadz Guntur Bumi Berhenti 'Memburu' Hantu
- Ternyata 2 Dari 5 Wanita Lajang Ingin Adopsi Anak
- Miley Cyrus Robek Gambar Selena Gomez di Panggung
- Cita Citata: Aku dan Ayu Ting Ting tak Berantem, Kok
- Pengajian Ben Kasyafani Dianggap Aliran Sesat
- Jongla, Lawan WhatsApp Siap Rilis di Indonesia
Tulis Komentar