Pilihan
Mendagri: Tanggung Jawab Kepala Daerah ke Rakyat, Bukan Partai
Cuti Bersama 2025 dan Libur Awal Ramadhan 1446 H Resmi Ditetapkan
Gubri Abdul Wahid Sampaikan Program 100 Hari Kerja Usai Dilantik
Jokowi Imbau Kepala Daerah PDIP Hadir Retret: Ini Urusan Pemerintahan
Setelah di Lantik Presiden, Masyarakat Rohil Menunggu Janji Manis Bupati dan Wakil Bupati Yang Baru

Banjir Bikin Rugi Petani Sawit dan Karet di Riau

PEKANBARU-Banjir yang melanda hampir seluruh daerah di Provinsi Riau merugikan para petani swadaya terutama petani kelapa sawit dan petani karet. Kerugian itu diakibatkan oleh buah yang membusuk akibat terendam banjir, jalan yang rusak atau tidak bisa dilalui.
Hal itu disampaikan oleh Kadisbun Riau, Drs H Zulher MS, di sela-sela kegiatannya di kantor, Senin (1/12/2014). Menurut Zulher, banjir ini telah membuat kerugian bagi petani hampir satu bulan terakhir.
"Banjir tahun ini telah melanda petani swadaya yang berada pinggiran sungai Rokan, Kampar, Kuantan, dan Indragiri. Dengan terjadinya banjir ini para petani tidak bisa menjual hasil buah kebunnya karena sudah terendam dan busuk atau akses transportasi tertutup," ujar Zulher.
Dia menerangkan bahwa jika banjir ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin ekonomi petani akan semakin memburuk. Hal ini disebabkan karena petani menggantungkan ekonomi keluarganya dari hasil perkebunan ini. Apalagi selain kebun kelapa sawit atau karet, lahan pertanian petani seperti tanaman padi dan sayur mayur juga direndam banjir. Sehingga menambah daftar panjang penderitaan para petani di Riau.
Selain tidak bisa menjual buah, akses transportasi yang buruk karena hujan yang terus menerus melanda wilayah Riau juga menambah biaya transportasi petani.
"Jika jalan usaha tani yang biasanya dapat dilalui kendaraan roda empat namun sejak banjir ini tidak bisa lagi karena jalan sangat buruk. Untuk ini, biasanya petani mengangkut dengan cara manual yaitu diangkat dengan tenaga manusia. Tentunya dengan ini akan menambah ongkos transportasi,"ujar Zulher.
Sekretaris Desa Buluh Cina kabupaten Kampar, M Rais, saat ditemui pada hari Minggu (30/1/2014) mengungkapkan bahwa warganya sudah hampir 2 minggu terakhir tidak bisa memanen buah sawit atau pergi menderes karet. Hal itu disebabkan oleh kebun mereka berada di seberang sungai atau berada di dataran yang rendah.
"Kita sangat khawatir dengan ekonomi petani. Sudah hampir 2 minggu tidak mengambil hasil kebun kelapa sawitnya. Namun, kita juga tidak bisa berbuat banyak karena ini faktor alam. Semoga banjir ini tidak berlangsung lama," harap Rais. (cr01/hrc)
- Dana Karhutla Riau Diambil dari APBN, Bukan APBD Riau
- Waduh, Sudah Lima Korban Tewas Akibat DBD di Pekanbaru
- Media Komitmen Dukung Pemekaran Propinsi Riau Pesisir
- Jangan Panik, Pasokan Elpiji 3 Kg Ditambah
- Beri Alquran untuk Gubri, Mahasiswa UNRI Malah Ditangkap
- Kasus Mutilasi di Riau, Polisi Selidiki Keterlibatan Dukun
Tulis Komentar