Prabowo Bukan Orang yang Gampang Digertak
JAKARTA - Prabowo Subianto dianggap bukan tipikal orang yang gampang digertak. Saat menjadi Komandan Kopassus pada 1996, misalnya, Prabowo memimpin langsung operasi pembebasan sandera Mapenduma, di Papua.
Mantan asintel Pangkostrad, Mayor Jenderal TNI (Purn) Djoko Susilo menceritakan, saat itu diplomasi pembebasan sandera berlangsung alot dan menemui jalan buntu. Tak jarang penyandera yang berada di atas angin menggertak.
"Akhirnya operasi tersebut berhasil menyelamatkan nyawa 10 peneliti Ekspedisi Lorentz 95. Tujuh orang di antaranya peneliti dari Inggris, Belanda dan Jerman. Di kalangan pasukan elite dunia, nama Kopassus menjadi sangat harum dan disegani," ujar dia dalam keterangannya, Kamis (22/5).
Menurutnya, jiwa patriotik dan pantang menyerah Prabowo tersebut juga terbukti dengan sejumlah prestasi yang diraih. Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia(IPSI), Prabowo berhasil membawa Indonesia mendapat gelar juara umum dengan menyabet 9 dari 18 nomor yang dipertandingan pada SEA Games 2011 di Jakarta.
"Mungkin kalau Prabowo tidak berjiwa patriotik, pantang menyerah dan gampang digertak, dia sudah tenggelam sejak 1998. Peristiwa 1998 itu bukan saja menjadi trauma bagi bangsa, tapi juga menjadi catatan hitam untuk Prabowo," paparnya.
Ia menambahkan, Prabowo sudah terbukti mewakafkan jiwa dan raganya untuk NKRI. "Jiwa patriotik, pantang menyerah dan tidak mudah digertak ini yang saya pikir selalu memanggil Prabowo. Karena pernah menghilang dari peredaran pentas nasional, sampai saat ini banyak orang tidak mengetahui sisi perjuangan Prabowo," jelasnya. (rep01/rpc)