Ini Sikap Isteri yang Baik, Tapi Belum Tentu Benar
Jakarta-Sebagian perempuan umumnya akan terus berupaya mencari cara untuk menjadi istri terbaik bagi suaminya. Terkadang keinginan tersebut juga menjadi tuntutan dari luar dirinya, dari keluarga misalnya atau bahkan budaya.
Tak ada salahnya punya niat menjadi istri yang baik. Namun ternyata ada kebiasaan keliru yang kerap dilakukan sebagian istri demi mendapatkan label baik. Setidaknya inilah sikap yang diakui Jenny Erickson, blogger CafeMom, barangkali Anda pernah melakukannya?
1. Menghindari konfrontasi
Selalu membuat senang orang lain barangkali menjadi sikap alami seorang istri. Dengan begitu, konfrontasi merupakan suatu hal yang paling dihindari. Alhasil, setiap kali merasa kesal, marah, atau kecewa terhadap pasangan atau hal lainnya, diam menjadi pilihan. Bahkan ketika perilaku orang lain yang memicu emosi negatif tersebut sudah lewat batas, konfrontasi tidak pernah menjadi pilihan.
Demi menjadi "istri baik", diam dan membiarkan emosi negatif berlalu begitu saja kemudian menjadi kebiasaan. Padahal, tak ada orang yang sempurna. Sesekali berbicara lantang "membela diri" ada perlunya apalagi jika perilaku orang lain sudah sangat menyakiti.
2. Menjaga nama baik suami
Seburuk apa pun perilaku suami, sekesal apa pun Anda terhadap sikapnya yang membuat Anda terbebani banyak hal, tetap saja nama baik suami adalah segalanya.
Jika suami di rumah saja, sementara istri bekerja, alasan yang selalu muncul adalah suami menjaga anak, atau ada pekerjaan yang perlu diselesaikan di rumah. Padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Jika suami terlihat tak nyaman atau bahkan cemas saat berada dalam pertemuan kerabat atau urusan kantor misalnya, istri akan mencari alasan untuk menjaga nama baiknya. Katakan saja, suami alergi jadi memilih memisahkan diri, atau suami sedang stres di tempat kerja jadi perilakunya agak aneh.
Semua masalah itu sebenarnya pertarungan suami dengan dirinya, bukan lantas istri harus melindungi suami terus menerus tanpa ada perubahan dari pihak suami.
3. Sulit berkata tidak
Coba ingat kembali kapan terakhir kali Anda berkata tidak atau menolak melakukan sesuatu kepada suami? Tentunya pertanyaan ini berlaku bagi Anda yang selama ini selalu mengalah demi kepentingan suami.
"Pertama kali saya mengatakan tidak dengan penuh amarah adalah pada hari jadi ke-10 pernikahan kami. Bagi suami saya itu hal yang sangat mengejutkan karena selama ini saya selalu menurutinya," kata Erickson.
4. Merasa bertanggungjawab atas kebahagiaan suami
Setiap pribadi memiliki tanggungjawab personal atas kebahagiaannya. Artinya, Andalah yang menentukan kebahagiaan diri sendiri bukan orang lain.
Kalau istri selalu berusaha membahagiakan suami, apa pun caranya, yang penting suami merasa bahagia, efek yang muncul adalah kelelahan luar biasa. Bayangkan seorang istri harus menjaga bagaimana caranya mood suami selalu baik, perasaan suami selalu senang. Padahal, rasa senang, bahagia, puas perlu juga dibangun dari dalam diri seseorang. Artinya, perasaan positif itu bukan serta merta harus "disediakan" oleh orang lain. (rep05)