PANGKALAN KERINCI - Sampai saat ini, jumlah masyarakat di Kabupaten Pelalawan kasus HIV/AIDS mencapai 141 0rang. Dari jumlah tersebut, 104 kasus diantaranya masih terjangkit virus human immunodeficiency virus (HIV), yakni virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan, dr Endit RP melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dr Raflles, Selasa (25/3/2014). Rafles mengatakan, sedangkan 37 kasus lainnya sudah masuk dalam kategori acquired immune deficiency syndrome atau AIDS.
"Dari jumlah 37 kasus penderita AIDS itu, empat (4) orang diantaranya sudah meninggal sementara sisa lainnya sebanyak 33 masih hidup,"katanya.
Dijelaskan Rafles, bahwa AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya. Selama ini, penyakit HIV/AIDS belum bisa teratasi namun dapat dicegah.
"Salah satu caranya yang paling mudah yakni setia dengan pasangan suami atau istri kita,"ujarnya, dikutip goriau.com.
Disinggung soal upaya Diskes Pelalawan dalam meminimalisir pencegahan kasus HIV/AIDS di daerah ini, Raflless menerangkan bahwa pihaknya selama ini terus melakukan berbagai penyuluhan pada masyarakat. Selain itu, pihaknya juga menggelar pelatihan PITC untuk petugas desa dan Puskesmas.
"Kita juga mengadakan Mobile clinic, di samping peningkatan layanan VCT RSUD Selasih, VCT Puskesmas Ukui dan VCT Puskesmas Pangkalan Kuras," ujarnya.
Sampai saat ini, sambungnya, para penderita HIV/AIDS belum bisa terobati namun dapat dicegah. Dengan kata lain, penderita HIV dapat diobati dengan Antiretroviral (ARV), yaitu obat yang dapat menghentikan reproduksi HIV di dalam tubuh.
Bila pengobatan tersebut bekerja secara efektif, maka kerusakan kekebalan tubuh dapat ditunda bertahun-tahun dan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat mencegah AIDS.
"Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV tersebut, ARV memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat sehat melalui strategi penanggulangan AIDS yang memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan,"jelasnya.
Ditambahkannya, bahwa hingga saat ini, ARV masih merupakan cara paling efektif serta mampu menurunkan angka kematian dan berdampak pada peningkatan kualitas hidup orang terinfeksi HIV sekaligus meningkatkan harapan masyarakat untuk hidup lebih sehat.
Sehingga pada saat ini, HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan seperti diabetes, asma atau darah tinggi dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang pembunuh yang menakutkan meski belum ditemukan obatnya sekalipun.(cr01/grc)