Alat Kejut 3800 Kilovolt Tak Membunuh Ade Sara
Jakarta - Ade Sara Angelina Suroto, 18 tahun, dianiaya dengan cara disetrum menggunakan alat kejut listrik (stun gun) bertegangan 3800 kilovolt. Alat itu diketahui milik pembunuhnya, Ahmad Imam Al Hafitd, 19 tahun, yang menyengatkan aliran listrik berkali-kali ke perut, dada dan kaki Sara. Namun, alat tersebut tidak membunuh Sara.
"Alat kejut memang tidak mematikan karena aliran listriknya searah, tidak bolak-balik. Rasanya bikin terkejut, ya kemudian pingsan," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Santoso Karo Karo SpJP, MPH (K), Senin, 10 Maret 2014.
Santoso menjelaskan, akan lain cerita jika Ade Sara memiliki riwayat penyakit jantung. Akibatnya bisa mematikan. "Nah, kalau itu bahaya jadinya, bisa fatal," tuturnya. (Baca:
21 Jam Bagi Tugas, Hafitd-Assyifa Siksa Ade Sara)
Menurut dia, alat kejut listrik prinsipnya sama dengan alat pacu jantung. Bedanya, alat pacu jantung (pacemaker) dibantu gel elektrik untuk bisa menyalurkan listrik sampai ke jantung. Pemakaian alat kejut listrik, kata dia, juga biasa dipakai di kalangan dokter sakit jiwa. "Ya, alat itu ditempel di kepala orang gila, biar mereka mengingat memorinya kembali."
Di pasaran, stun gun terdiri atas beberapa ukuran dan tingkat kekuatan listriknya. Dari bentuk kotak hitam biasa hingga berupa telepon genggam atau tongkat seperti milik satpam. Untuk stun gun berbentuk telepon genggam, kekuatan listriknya sekitar 2.000 kilovolt, stun gun kotak hitam berkekuatan 2.800 kilovolt, dan tongkat stun gun beraliran listrik di atas 2.800 kilovolt.
Dokter yang praktek di Rumah Sakit Mitra Kemayoran ini menyatakan kematian Ade Sara dikarenakan asfiksia. Artinya, Ade Sara meninggal karena kekurangan oksigen dalam otak, bukan karena disetrum. Ini terjadi apabila seseorang dibekap atau dicekik. "Penyekapan mengakibatkan gangguan mekanis yang menghalangi pernapasan," ujarnya.
Ade Sara menjadi korban penganiayaan di dalam mobil KIA Visto. Hasil otopsi menerangkan korban tewas akibat sumpalan kertas koran di dalam tenggorokan. Jasadnya sempat dibawa keliling oleh kedua pelaku pembunuhan, yang notabene bekas kekasih dan temannya sendiri. Keduanya lalu membuang tubuh Ade di pinggir Tol Bintara, kilometer 49, Bekasi Timur, Jawa Barat. (rep05)