Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Rohil, Alkahfi Sutikno.
BAGANSIAPIAPI - Sentra produksi tanaman pangan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dirasa memerlukan sentuhan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan ketersediaan infrastruktur pertanian. Karena, kedua sektor tersebut sangat penting dalam meningkatkan produksi, serta menjawab masalah ketahanan pangan.
Hal itu dikatakan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Rohil, Alkahfi Sutikno, baru-baru ini. "Sebenarnya produksi pangan kita masih bisa ditingkatkan dengan peningkatan instensitas pertanaman dari 100 menjadi 200. Hanya saja, untuk meningkatkan produksi itu harus dibarengi dengan tersedianya teknologi serta infrastruktur sekaligus subsidi harga gabah," sebutnya.
Dengan adanya TTG dan peningkatan infrastruktur pertanian yang memadai, Alkahfi berkeyakinan para patani mampu meningkatkan produksinya. Dengan begitu, konsep ketahanan pangan dapat tercapai. "Konsep itu sangat penting untuk segera diwujudkan. Karena, kondisi lahan pertanian kita sudah mengecil. Dan di beberapa daerah sentra sudah memiliki TTG. Hanya saja, kondisinya sangat perlu untuk ditingkatkan lagi," terang Alkahfi.
Alkahfi menjelaskan, selama ini meski Rohil memiliki lumbung padi, namun keberadaan beras impor tetap saja terjadi meski kondisinya masih relatif kecil. "Sebab pangan kita di Kabupaten Rohil juga sudah tidak mencukupi untuk kita sendiri, akibat semakin berkurangnya lahan sawah," katanya.
Dampak dari beras impor disubsidi, lanjut Alkahfi, tentu pilihannya beras impor. Karena harganya lebih murah. "Tetapi, kalau kita mempertahankan kedaulatan pangan, maka kita harus memakai pangan hasil daerah kita sendiri. Sebaliknya kalau kita berprinsip ketahanan pangan yang penting pangan kita mencukupi walaupun asalnya dari luar. Maka sebaiknya kita memakai prinsip kedaulatan pangan. Yang penting, produk pangan kita masih bisa ditingkatkan," ungkapnya. (rep1)