Jakarta - Wacana pengusungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai Capres 2014 mendapat respon positif dari masyarakat.
Namun jika Jokowi maju sebagai Capres, maka peta perpolitikan di 2014 akan tak seimbang. Sebab tokoh-tokoh lain masih belum mampu mengimbangi popularitas dan elektabilitas Jokowi.
"Jokowi maju di2014 kompetisinya hambar. Sekarang membuat kita crazy of Jokowi," kata pakar psikologi politik Hamdi Muluk dalam konfrensi pers Cyrus Network 'Capres Setengah Dewa' di Pejaten Jakarta Selatan, Minggu (15/12/2013).
Dia menambahkan, untuk melahirkan pemimpin yang baik, harus lahir dari sebuah kompetisi, bukan karena 'media darling'.
"Setelah saya lihat, jangan buru-buru menyimpulkan Jokowi yang terbaik untuk capres saat ini. Kita lakukan kompetisi yang ketat," ujarnya.
Meski Jokowi merupakan tokoh yang paling populer, namun hingga saat ini belum ada satupun tokoh yang menjadi Capres yang dinilai layak.
"Kalau saya pribadi, itu menu gado-gado, belum menu terbaik. Belum kita uji. Nah siapapun yang lahir dari kompetisi itu, itu lah yang lahir sebagai pemimpin," lanjutnya.
Seperti survei yang dirilis Cyrus Network, mantan Walikota Solo itu, mampu mengangkat peminat keterpilihan setiap partai. Bahkan partai kecil sekalipun.
Adapun survei tersebut dilakukan pada 1020 responden yang tersebar seluruh Provinsi di Indonesia, dengan margin eror 3.1 persen, melalui metode acak ( multi sampling random).
Survei tersebut, dilakukan dalam dua rentang periode itu, 21-27 Agustus 2013, dan 13-17 September 2013, dilakukan pada pemilih yang telah berusia 17 tahun keatas atau telah menikah.dilansir inilah.com. (rep10)