ilustrasi
BAGANSIAPIAPI - Petani perkebunan kelapa sawit terpaksa harus menggunakan sampan untuk mengangkut hasil panen kelapa sawitnya selam musim banjir belakangan ini. Sehingga, tak jarang petani merugi akibat banyak tandan buah segar (TBS) yang tak terangkut karena kapasitas sampan terbatas.
"Banjir saat ini masih berlanjut, walaupun sudah ada yang mulai surutnya. Namun, itu tidak terlalu berpengaruh dengan lahan perkebunan sawit yang terendam. Peani kita menggunakan sampan untuk mengangkut hasil panennya, tetapi tak jarang ada yang n]merugi akibat kapasitas daya tampung sampan terbatas," ungkap Kepala Dinas Perkebunan Rohil, Syahril, Jumat (13/12/2013).
Menurutnya, banjir yang melanda di sejumlah kecamatan di Rohil sedikitnya merendam perkebunan milik petani dengan luas 500 hektar. "Yang tak memiliki dan tak mampu menyewa sampan, ya terpaksa tak memanen hasil sawitnya. Di sinilah letak kerugian yang dialami petani," timpalnya.
Tambahnya, untuk lahan perkebunan warga yang banyak terendam banjir, berada di enam kecamatan seperti, Pujud, Bangko Pusako, Sinoboi, Batu Hampar, Rimba melintang, dan Kecamatan Tanah Putih. "Kita terus melakukan pemantauan atas musibah banjir ini," sambungnya.
Ditambahkannya, saat ini pihaknya belum memberikan bantuan kepada petani yang lahannya terkena banjir karena belum ada petani yang mengajukan. "Tetapi, data akibat banjir yang merendam kebun warga sudah kita laporkan ke Pemkab Rohil. Untuk itu, kita imbau petani bersabar atas musibah banjir ini. Karena, pemerintah akan berupaya untuk memberikan bantuan dan pengawasan terhadap petani," janjinya. (rep1)