Disbun Riau Dukung HKP2 Rohil
BAGANSIAPIAPI - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Perkebunan (Disbun) menyambut baik terbentuk Himpunan Kerukunan Petani Perkebunan (HKP2) Kabupaten Rokan Hilir. Kehadiran HKP2 merupakan wadah tempat berkumpulnya para petani perkebunan dalam menghadapi persoalan untuk dipecahkan bersama.
”Kami (Pemprov) menyambut baik, dan mendukung atas terbentuknya HKP2 ini,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Drs H Zulher M Si ketika menghadiri acara peresmian HKP2 di Kecamatan Bagan Sinembah baru-baru ini.
Menurutnya, kehadiran HKP2 Petani ini merupakan hal yang positif. "Kita harapkan pengurusnya tak lupa membentuk koperasi. Sehingga wadah ini bisa menentukan pangsa pasar tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Sehingga, harga TBS bisa dikuasai HKP2 dan tidak ada monopoli," papar Zulher.
Dikatakannya, kehadiran HKP2 sesuai dengan apa yang diharapkan saat ini. Apalagi, luas wilayah perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Rohil sangat luas. "Perkebunan kelapa sawit yang ada di Provinsi Riau, salah satunya di Kabupaten Rohil terluas dibanding daerah lainnya. Maka dengan kehadiran HKP2 kita harapkan masalah yang dihadapi petani dapat diatasi," jelasnya.
Bahkan, jelasnya, perkebunan di Riau merupakan kawasan perkebunan terluas di kawasan Asia dan bahkan dunia. Oleh karena itu, HKP2 ini sangat berbanding lurus dengan kondisi positif.
Menyikapi kerab terjadinya penurunan harga TBS di Riau, Zulher mengatakan hal itu tidak terlepas dari kurang kompaknya para perusahaan kelapa sawit. "Itulah salah satu faktor penyebabnya, coba kalau semuanya kompak, masalah ini tidak akan terjadi," terangnya.
Di samping itu, Zulher berharap, Pemkab Rokan Hilir dapat memfasilitasi para petani kelapa sawit di daerahnya. "Kehardiran HKP2 merupakan langkah awal dalam menggabungkan seluruh petani. Sehingga, nantinya dapat mendirikan PKS sendiri, dan bila perlu kita sendiri yang mengekspor langsung CPO- nya sampai ke Eropa," harap Zulher.
Pendapat yang sama juga disampaikan Bupati Rokan Hilir, H Annas Maamun, menurutnya, untuk menyikapi masalah sering anjloknya harga TBS, harus segera diatasi demakin maraknya wadah seperti HKP2.
"jalan satu-satunya mengatasi anjloknya harga TBS, pengurus HKP2 harus terus mengembangkan kepengurusan hingga ke daerah lainnya. Selain itu, pembentukan koperasi juga dapat mengatasi masalah tersebut. Dengan begitu, harga TBS dapat dikuasai oleh petani itu sendiri," tegas Annas Maamun. (rep-1)