Gemmar Mengaji harus Digalakkan
BUPATI Rohil, H Annas Maamun mengajak masyarakat untuk menggalakkan Gerakkan Magrib (Gemmar) Mengaji. Karena, magrib mengaji dinilai sebagai satu khazanah kebudayaan dan perilaku baik dari kebiasaan masyarakat Melayu dalam menjalankan praktek agama dalam kehidupan sehari-hari.
"Kebiasaan mengaji terutama setiap magrib sangat berdampak positif pada terbentuknya karakter pribadi yang taat kepada agama. Selain itu dapat mencerdaskan anak-anak dalam membaca dan memahami Al Quran di samping ilmu soial lainnya di masyarakat. Makanya magrib mengaji ini harus kita giatkan setiap hari," ujar Bupati belum lama ini.
Menurutnya, dalam menuntut ilmu mengaji di tengah masyarakat banyak cara dan tempat di lakukan mulai tempat pendidikan, Kampus sampai rumah pribadi. Namun yang sangat terpenting mendorong kembali kebiasaan magrib mengaji di tengah masyarakat,"selama ini terlihat magrib mengaji bagi anak-anak di lapangan sudah sulit di temui, ini sudah menandakan magrib mengaji sudah mulai hilang, namun kita berupaya bagaimana agar setiap magrib orang mengaji, jangan ada lagi buta aksara al Quran bagi anak kita," tegas Annas Maamun.
Begitu juga dipagi hari, tambahnya, sudah bangun sebelum ke sekolah harus mengaji dahulu. "Dahulu di kampung kalau tak khatam Quran, sampai mati tidak laku meminang, biar pun kaya punya kebun getah lima hektar, kalau tidak bisa khatam Quran tidak akan dapat menikah,"cetus Bupati seraya mencontohkan.
Bupati juga menyayangkan, saat ini kebiasaan baik itu perlahan-lahan mulai ditinggalkan."Sekarang tidak lagi, yang penting orang duit, tamat tak tamat ngaji tak dimasalahkan, seperti saat ini tak bisa khatam Qur an bisa kawin,"ungkap Bupati seraya membandingkan.
Lebih jauh Annas mengemukakan, lewat Gemmar Mengaji secara tak langsung mampu memberantas buta aksara. Kebiasaan mengaji pula lanjutnya dapat merubah mental orang menjadi lebih religius." Hal Ini tugas kita semua, pemerintah, masyarakat, seluruh mahasiswa, termasuk orang tua,"tegas Annas lagi.
Bupati terkenang pada praktek magrib mengaji pada masa lalu yang sudah menjadi kelaziman masyarakat. "Dulu di Bangko, setiap orang kalau bepergian kan berdayung sampan karena jalan belum ada. Itu setiap rumah yang dilewati ada saja orang yang mengaji sehabis magrib. Kami dulu, setelah magrib mengaji baru makan, setelah itu menghafal pelajaran,"terangnya.
Perhatian pemerintah daerah pada bidang keagamaan, menurut Bupati Lagi, dilakukan salah satunya dengan program pembangunan masjid raya di tiap ibukota kecamatan dengan anggaran sekitar Rp5miliar. Begitu juga pembangunan pusat ibadah di tingkat desa terus dilakukan dan pembenahan sarana prasana lainnya,"Komikmen Pemkab terhadap bidang ke Agamaan ini akan terus di tingkatkan,"kata Bupati. (rep1)