PEKANBARU - Harapan menyelesaikan krisis listrik di Provinsi Riau, khususnya Pekanbaru tahun ini, semakin jauh panggang dari api. Salah satu indikatornya. Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang dibangun PLN di Tenayan Raya tidak bisa beroperasi sesuai tahun 2014 nanti.
Kondisi ini dibenarkan Walikota Pekanbaru, Firdaus MT, Jumat (20/9/2013). "Setiap dua bulan sekali kita memantau perkembangan PLTU ini. Kondisi riil yang terlihat memang belum sesuai dengan apa diharapkan pemerintah Riau, kususnya Pekanbaru untuk bisa mengatasi krisis listrik ini. Semestinya 2013 bisa siap dan 2014 dapat beroperasi," kata Firdaus.
Realisasi pembangunan PLTU tersebut, kata Firdaus, diperkirakan baru terealisasi 35 persen. Walikota menilai PLN sendiri kurang serius mengantisipasi kekurangan daya yang dialami wilayah Provinsi Riau. "Buktinya, PLN tidak serius mengawasi pembangunan PLTU berkapasistas 2 X 100 MW tersebut. Pada hal seharusnya sudah rampung sebelum akhir tenggat waktunya tahun 2013 ini," jelas Firdaus.
Menanggapi Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) Wilayah Riau yang meminta Pemerintah Kota dan DPRD Kota membuat sebuah Perda untuk krisis energi Listrik, mantan Kepala Dinas PU Riau ini mengatakan, hal itu diperjalas dulu ungensinya.
Sebab kebutuhan Listrik tidak hanya Pekanbaru malahan se Riau. "Kalau upaya kita untuk mengantispasi krisis listrik, sudah kita lakukan dengan manfaatkan investor untuk mengelola sampah. Namun terkait dengan Perda dan aturan tentu harus jelas, sebab hal ini tidak semudah yang dibayangkan, apalagi terkait dengan ketenaga listrikan yang itu bukan untuk Kota Pekanbaru sendiri," katanya. (rep1)