Jakarta-Kecelakaan yang menimpa putra bungsu Ahmad Dhani, Dul, tidak hanya masuk ke wilayah hukum, tapi juga mengungkap tren baru yang sedang terjadi di kalangan remaja-remaja kaya, yakni tren memotret spidometer kecepatan tinggi untuk dipamerkan di media sosial.
Di kalangan remaja, jalan tol Jagorawi dan Cipularang merupakan pilihan untuk aksi kebut-kebutan berbahaya itu. Ada kemungkinan Dul salah satu pengikut tren tersebut, mengingat kecelakaan yang menimpanya terjadi di tol Jagorawi. Apalagi Al, kakak Dul, mengatakan kalau adiknya itu ngebut hingga kecepatan 200 km/jam hingga berakhir kecelakaan pada Ahad, 8 September 2013, lalu.
Dhani tidak tahu-menahu mengenai tren itu. "Saya enggak tahu," kata Dhani singkat saat ditemui di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Rabu, 11 September 2013. Apa pun berita yang berkembang di luar sana, bagi Dhani kecelakaan yang dialami Dul adalah pelajaran besar.
"Ini bisa jadi pelajaran dan diambil hikmahnya pada bapak ibu dan anak SMP, SMA, yang belum cukup dewasa mengendarai mobil. Saya dengar sudah mulai ada razia, ini baik," ungkap Dhani pada media.
Tren kebut-kebutan dan foto spidometer ini tersebar setelah beberapa remaja mengunggah foto tersebut di jejaring sosial. Mereka biasanya memamerkan di Instagram dengan hastag spidometer (#speedometer).
Kasus kecelakaan yang menewaskan enam orang dan melukai tujuh lainnya ini adalah kecolongan bagi Dhani, sebagai orang tua. Ke depannya Dhani berharap kejadian ini tidak akan pernah terulang kembali. (rep05)