Kampar-Letusan mercun dan meriam bambu tak henti-henti menggelegar menyambut kedatangan para tamu dan wisatawan yang hadir di ritual Balimau Kasai di Desa Batu Belah, Selasa (9/7) sore. Alunan musik tradisional Kampar yang dimainkan grup Talempong Tuah Sakoto Tanjung Rambutan membuat suasana makin meriah.
Ditambah lagi dengan ratusan kapal hias yang terlihat seperti bunga-bunga yang menghiasi perairan sungai Kampar sore itu. Semua kapal-kapal itu milik masyarakat. Mereka secara swadaya menghiasi kapalnya untuk memeriahkan ritual yang diwariskan dari leluhur mereka.
Ritual tahunan dalam menyambut bulan suci Ramadhan ini sudah menjadi agenda pariwisata Provinsi Riau di Kabupaten Kampar. Peresmiannya langsung dilakukan oleh Gubernur Riau, HM Rusli Zainal, beberapa tahun silam. Namun sayang, pada ritual kali ini, tak satu pun pejabat dari Pemprov Riau maupun Pemkab Kampar terlihat di podium kehormatan.
Ketua Panitia, Ajisman, mengakui ritual Balimau Kasai kali ini tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, pemerintah kabupaten tak memberi bantuan apa pun untuk menyokong terlaksananya acara tersebut. "Pemkab Kampar tak memberi sumbangan selaku daerah yang memiliki objek wisata," terang Ajisman pada wartawan.
Walau tanpa bantuan pemerintah, lanjut Ajisman, ritual tahuan itu tetap digelar karena telah menjadi tradisi masyarakat Desa Batu Belah. "Semua ini terselenggara secara swadaya dari masyarakat. Ini menandakan bahwa masyarakat di sini tetap kompak dan tak mau tradisinya hilang," ucap Ajisman.
Salah satu tamu kehormatan dalam acara itu adalah Herman Abdullah. Mantan Walikota Pekanbaru dua periode ini merupakan tokoh masyarakat Kampar. Dalam sambutannya, Calon Gubernur Riau periode 2013-2018 ini mengaku kecewa dengan sikap pemerintah daerah yang tidak peduli dengan ritual masyarakatnya.
"Seharusnya pemerintah daerah bijak menyikapi ini. Ritual ini seharusnya dikemas lebih menarik lagi untuk menarik wisatawan. Karena ritual ini telah dijadikan agenda pariwisata oleh pemerintah," kata Herman.
Karena itu, Herman Abdullah meminta jauh hari sebelum acara dilaksanakan, pemerintah desa sebaiknya membuat anggaran dana dan mengajukannya ke Pemprov Riau. Pasalnya, ritual Balimau Kasai telah masuk dalam agenda pariwisata Provinsi Riau. (rep05)