PEKANBARU - Kenaikan harga komuditi cabai di Kota Pekanbaru mendapat sorotan di Komisi II DPRD Kota Pekanbaru. Bahkan Komisi II sudah memprediski jauh -jauh hari bakal ada kenaikan harga cebai di Kota Pekanbaru mengingat kondisi cuaca yang tak menentu dan mempengaruhi hasil panen petani dari daerah pemasok seperti Sumbar dan Medan.
Pasalnya, menurut H Fatullah, Ketua Komisi II DPRD Kondisi seperti ini sudah terjadi hampir setiap tahun. Untuk itu, Fatullah meminta Pemerintah Kota Pekanbaru dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Peradangan (Disperindag) segera mencari solusi agar kenaikan komuditi cabai ini berlangsung lama, mengingat kondisi pandemi yang berdampak kepada ekonomi masyarakat.
"Saya sudah enam tahun di sini (DPRD), kejadian ini tiap tahun muncul, sudah berulang kali saya memperingatkan kepada Disperindag untuk mempersiapkan stok sembako yang naik itu jauh-jauh hari sewaktu musim hujan seperti," ucap H Fathullah, Senin (12/10/2020).
Agar tidak berlangsung lama, Pemerintah dalam hal ini Disperindag untuk mencarikan alternatif agar harga sembako khususnya untuk komuditi cabai dan sayur mayur kembali stabil dan tidak memberatkan masyarakat.
"Kami katakan Disperindag harus memikirkan masyarakat agar tidak terhimpit ekonomi, disini ekonomi mereka sudah goyang lalu ditambah harga naik, jadi kasihan liat masyarakat. Jadi kami harap Pemko bekerja dengan sungguh-sungguh demi memperjuangkan nasib masyarakat," tutupnya.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, minggu pertama bulan Oktober 2020 ini warga mulai mengeluhkan kenaikan harga cabai merah Bukittinggi (Sumatera Barat) dan cabai merah Medan (Sumatera Utara).
Dimana untuk harga cabai merah Medan yang awalnya Rp38.000 per kilogram naik menjadi Rp46.000. Untuk harga cabai merah Bukit dari Rp46.000 per kilogram naik menjadi Rp56.000 per kilogram. Sementara untuk harga cabai rawit masih standar yakni Rp36.000 per kilogram.
"Parah harga cabai hari ini, masak tiga hari yang lalu masih kita beli Rp 46.000 per kilogram masak hari ini sudah Rp56.000, kalau modalnya aja segitu terpaksa kita juga naikan harga ke pembeli. Dimana untuk satu ons saja kita jual Rp6000," ungkap Ani salah seorang pedagang harian di Kecamatan Marpoyan Damai, Kamis (8/10/2020).
Menurut informasi yang diterima Ani dari pedagang di pasar pagi tempat ia berbelanja, pedagang berlasan naiknya harga cabai karena pengaruh cuaca yang saat ini tidak baik sehingga berpengaruh kepada petani dan jumlah pasokan cabai yang masuk.
"Katanya karena cuaca sekarang ngak bagus karena berpengaruh kepada pasokan cabai. Bahkan untuk sayur mayur yang memang langsung diapasok dari kota Pekanbaru sendiri juga mahal, seperti bayam, kangkung selada tergolong mahal dan kualitasnya juga kurang bagus alasannya memang karena cuaca yang sebentar hujuan sebentar panas sehingga berpengaruh kualitas sayur," tambah Ani.
Tingginya harga komuditas sayur dan cabe ini dikeluhkan oleh masyarakat, seperti yang disampaikan oleh Santi, warga Kelurahan Perhentian Marpoyan ini terpaka merogoh kocek lebih dalam untuk membeli kebutuhan dapur yang makin melejit.
"Terpaksa beli walaupun mahal, karena kalau masak ngak terasa pedasnya ngak enak pulak. Tapi ya gitu harus putar otak mengatur keuangan ditengah kondisi serba sulit seperti sekarang," ujar Santi.